Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Waspada Bahaya Scan Iris Mata World App Viral di Bekasi yang Kini Dihentikan Komdigi

Bahaya Scan Iris Mata yang Perlu Kamu Tahu

Pemindaian iris mata memang terdengar canggih, tapi bahaya scan iris mata bukan isapan jempol. Data biometrik, seperti iris mata, adalah informasi unik yang permanen. Kalau bocor, kamu tidak bisa menggantinya seperti kata sandi. Berikut beberapa risiko yang bikin bulu kuduk merinding:

  • Penyalahgunaan Data: Data iris bisa digunakan untuk kejahatan digital, seperti membobol dompet kripto atau bahkan pengawasan massal.
  • Kebocoran Permanen: Jika data iris bocor, risikonya melekat seumur hidup. Ini bukan seperti KTP yang bisa diganti.
  • Kurangnya Transparansi: Banyak warga tidak tahu ke mana data mereka pergi. Worldcoin mengklaim data dienkripsi, tapi minim pengawasan.

Selain itu, Worldcoin pernah dikritik di negara lain. Di Kenya, misalnya, operasinya dilarang karena masalah privasi. Di Portugal, lebih dari 300 ribu orang menyerahkan data biometrik, tapi regulator menemukan banyak keluhan, termasuk pengumpulan data anak di bawah umur tanpa izin. Ini menambah daftar panjang bahaya scan iris mata.

Bahaya Scan Iris Mata dan Mengapa Komdigi Membekukan World App?

Komdigi tidak tinggal diam. Pada 4 Mei 2025, mereka membekukan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) Worldcoin dan World ID. Langkah ini diambil setelah viralnya aktivitas scan iris di Bekasi dan Depok. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, bilang ini langkah preventif untuk lindungi masyarakat. Ternyata, PT Terang Bulan Abadi, operator World App di Indonesia, bahkan belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

Komdigi juga berencana memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara untuk klarifikasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut angkat suara. Ketua OJK, Mahendra Siregar, menyebut World App berisiko karena belum punya izin operasional resmi. Kolaborasi dengan kepolisian pun dilakukan untuk hentikan aktivitasnya sementara. Jelas, bahaya scan iris mata jadi alasan utama pemerintah bertindak cepat.

Reaksi Warga dan Netizen

Warga Bekasi punya cerita beragam. Ada yang seperti Farida, yang tergiur janji imbalan bulanan meningkat hingga Rp1 juta, tapi kecewa karena uang tak kunjung cair. Ada pula Andita, yang menolak scan mata meski ditawari Rp800 ribu. “Bisa bahaya di masa depan. Data iris bisa dipakai untuk hal mengerikan,” katanya. Netizen di media sosial juga riuh. Akun @hupgupta, misalnya, bilang, “Jangan mau, 800 ribu data retina lu diambil, kita gak tahu apa yang mereka lakukan!

Namun, tidak semua skeptis. Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya, yang ikut scan iris, bilang prosesnya cukup transparan. Tapi, ia tetap mengingatkan risiko jika data dikelola pihak tak bertanggung jawab. Perdebatan ini menunjukkan betapa bahaya scan iris mata masih jadi topik panas.

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3
Berita Serupa