ENSIKLOPEDIA – JAKARTA, 8 Juli 2025. Nabi Zakaria adalah keturunan dari nabi yang memiliki peran penting dalam sejarah agama Islam, Kristen, dan Yahudi. Kisahnya penuh dengan pelajaran tentang kesabaran, doa, dan keimanan. Sebagai keturunan Nabi Harun, Zakaria dikenal sebagai sosok yang saleh dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugas kenabian.
Artikel ini akan mengupas perjalanan hidupnya, mukjizat yang menyertainya, dan relevansi kisahnya di zaman modern berdasarkan sumber-sumber kredibel, termasuk Al-Qur’an dan literatur agama lainnya.
Nabi Zakaria adalah Keturunan dari Nabi Harun
Nabi Zakaria adalah keturunan dari nabi Harun, kakak Nabi Musa, yang merupakan salah satu nabi besar dalam tradisi Bani Israil. Menurut Al-Qur’an, Zakaria berasal dari garis keturunan yang mulia, yang ditugaskan untuk menjaga Baitul Maqdis. Ia hidup pada masa ketika Bani Israil menghadapi tantangan moral dan spiritual. Sebagai imam dan nabi, Zakaria dikenal karena kebijaksanaan dan keteguhannya dalam berdakwah.
Zakaria menikah dengan Isabel, saudara dari Maryam, ibu Nabi Isa. Hubungan keluarga ini semakin memperkuat posisinya dalam garis keturunan kenabian. Kisahnya banyak disebut dalam Surah Maryam dan Surah Ali Imran, yang menyoroti doa dan kesabarannya dalam menghadapi ujian hidup.
Perjuangan dan Doa Nabi Zakaria
Nabi Zakaria adalah keturunan dari nabi yang menghadapi cobaan besar, salah satunya adalah ketiadaan keturunan hingga usia tua. Meski sudah lanjut usia, Zakaria tidak pernah putus asa. Ia terus berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang saleh. Dalam Surah Maryam ayat 4-6, Zakaria memohon, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, tetapi aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu.”
