BISNIS – Jakarta, 04 Juni 2025. SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk, kembali mencatat sejarah di tahun 2025. Dengan proyeksi pendapatan mencapai US$15,5 miliar atau sekitar Rp253 triliun, SpaceX resmi menyalip anggaran tahunan NASA yang hanya sekitar US$18,8 miliar. Fenomena ini menandai era baru dominasi sektor swasta di industri antariksa global, dengan dua mesin utama: layanan peluncuran roket dan internet satelit Starlink.
Starlink Jadi Mesin Uang Baru SpaceX
Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX, kini sudah punya lebih dari 15 juta pelanggan di seluruh dunia dan menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan. Di Indonesia sendiri, Starlink mulai beroperasi sejak Mei 2024 dan langsung menarik perhatian karena mampu menghadirkan internet cepat di wilayah terpencil yang selama ini sulit dijangkau infrastruktur konvensional. Secara global, Starlink mengoperasikan sekitar 7.000 satelit aktif dan menargetkan 42.000 satelit ke depan, memperluas cakupan internet hingga pelosok dunia.
Laporan terbaru menunjukkan trafik internet Starlink tumbuh 3,3 kali lipat sepanjang 2024, menandakan adopsi yang sangat pesat. Tak hanya konsumen rumahan, Starlink juga mengantongi kontrak besar dengan militer AS senilai US$3 miliar untuk layanan komunikasi aman.
Roket Reusable SpaceX, Efisiensi & Dominasi Pasar
Inovasi roket Falcon 9 dan Falcon Heavy yang dapat digunakan ulang jadi kunci efisiensi biaya peluncuran SpaceX. Sepanjang 2024, SpaceX sukses mencatat rekor 134 peluncuran roket dan menargetkan 170 peluncuran di 2025—angka yang belum pernah dicapai operator lain, baik swasta maupun pemerintah. Mayoritas peluncuran ini melayani pengiriman satelit komersial, payload pemerintah, hingga suplai untuk NASA.
Selain itu, SpaceX juga terus mengembangkan roket Starship, kendaraan luar angkasa raksasa yang disiapkan untuk misi Mars dan eksplorasi luar angkasa jarak jauh. Investasi besar di riset dan pengembangan Starship jadi bukti visi jangka panjang Elon Musk untuk ekspansi manusia ke luar Bumi.
Pendapatan Kian Diversifikasi
Walau Starlink dan peluncuran roket jadi kontributor utama, SpaceX juga mengantongi pendapatan dari kontrak dengan NASA sekitar US$1,1 miliar di 2025. Kolaborasi ini semakin memperkuat posisi SpaceX sebagai mitra strategis pemerintah AS dalam berbagai misi antariksa, sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan swasta kini bisa bersaing bahkan melampaui badan antariksa negara.
IPO SpaceX Masih Tanda Tanya, Valuasi Melonjak
Meski pendapatan melonjak, SpaceX masih bertahan sebagai perusahaan privat. Elon Musk menyebut Starlink baru akan IPO jika arus kas sudah stabil, namun belum ada jadwal pasti. Valuasi SpaceX sendiri kini sudah menembus US$350 miliar di awal 2025, menandakan kepercayaan investor terhadap masa depan bisnis satelit dan transportasi luar angkasa.
Semua data dan klaim dalam liputan ini telah diverifikasi melalui berbagai sumber kredibel seperti The Wall Street Journal, CNBC Indonesia, Harian Jogja, dan media internasional lain. Proyeksi pendapatan, jumlah pelanggan Starlink, hingga data peluncuran roket sesuai dengan laporan resmi dan pernyataan Elon Musk sendiri di platform X. Tidak ditemukan informasi yang bertentangan dari sumber utama.(UA/Red)