BerandaBerita TerkiniBiaya Penanganan Wabah PMK...

Biaya Penanganan Wabah PMK Hewan di Jember Belum Dianggarkan Pemkab

Date:

JEMBER, Pelitaonline.co – Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember , belum begitu terlihat dalam penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kasusnya, kian bertambah tiap harinya.

Pasalnya, PKM di Kabupaten Jember sudah mencapai kisaran 1500 kasus, tetapi Satuan Gugus Tugas (Satgas) Wabah ini mengaku tidak memiliki anggaran dalam menghadapi penyakit penular pada ternak itu.

“Ora enek, (tidak ada: Red) anggaran untuk PMK,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember Andi Prastowo, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Whatsapp, Jumat (17/6/2022)

Menurutnya, Pemkab tidak menganggarkan untuk penanganan PMK. Akibatnya dalam penangaannnya dilakukan oleh petugas Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember, yang ada dilapangan tidak maksimal.

Baca Juga :  ACT Jember-BI Datangkan Humanity Food Truck Untuk Sajikan Ribuan Paket Ifthar

“Tidak ada anggarkan untuk itu, jadi petugas kita yang dilapangan yang ngobati,” ucap Andi singkat.

Meski tidak ada anggaran, lanjut Andi, Satgas tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan wabah pada ternak dan juga memberikan edukasi tentang pengobatannya.

“Edukasi, pengobatan, pencegahan dan lain sebagainya, termasuk juga sosialisasi,” ujarnya.

Menaggapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Nyoman Aribowo mengaku bahwa, penanganan PMK itu bisa menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT) yang bersumber dari Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Kalau ternyata itu belum, kami minta Bupati agar segera menetapkan dan menyetujuiย  penggunaan BTT dan ini harus ditetapkan menjadi bencana daerah,” terangnya.

Baca Juga :  Di Hari Ulang Ke 45, Dandim Jember di Dampingi Istri Santuni Yatim Piatu

Mengingat, wabah penyakit ternak yang sudah meluas dan penularannya sangat cepat. Tentunya, Pemkab Jember harus hadir agar kasus PMK di Kabupaten Jember tidak terus-terusan bertambah.

“Tapi Pemerintah harus terbuka, jangan ditutup-tutupi. Kalau ditutupi malah kita tidak bisa melakukan edukasi dan pendidikan yang masif pada masyarakat,” tutur Nyoman anggota Komisi B.

Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengungkapkan, akibat wabah PMK, para peternak panik dan berbondong-bondong jual ternak mereka. Sehingga harga sapi maupun kambing, anjok di pasaran.

“Sampai-sampai jagal harus nolak-nolak mas, jadi yang mau disembelih itu, terlalu banyak, jadi nolak-nolak. Jadi bukan orang takut makan daging, wong rawon, bakso masih laris, kok,” Tandasnya

Baca Juga :  Bupati Non APBD Desak APH Usut Dugaan Penyimpangan Dana Covid

Informasi yang berhasil dihimpun, DPRD Kabupaten Banyuwangi telah mengusulkan Rp55 Miliyar untuk penanganan PMK, kepada pemkab setempat. (Awi/Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Ricky R
Ricky Rhttps://Pelitaonline.co
KONTRIBUTOR PELITA ONLINE | Media Berita Online Terpercaya. Ricky R Berkontribusi dalam Reportase Kategori berita Olahraga, Hiburan, Ekonomi Bisnis, Ensiklopedia, Teknologi, dan Wawasan Informasi Beragam lainnya.

Baca Selengkapnya

Suzuki Burgman Street 125EX Motor Matic Besar Untuk Gaya Hidup Modern

ADVERTORIAL - Suzuki Burgman Street 125EX hadir sebagai pilihan motor matic besar yang mengedepankan kemewahan, kenyamanan, dan teknologi...

Misteri Anak Rahasia Freddie Mercury Terungkap Lewat Biografi Baru

HIBURAN - Dunia musik kembali diguncang kabar mengejutkan tentang Freddie Mercury, vokalis legendaris Queen, setelah hampir lima dekade...

Perpisahan Emosional Ancelotti & Modric, Akhiri Era Keemasan Real Madrid

BOLA - Santiago Bernabeu kembali menjadi saksi sejarah pada Sabtu malam, 24 Mei 2025. Dua ikon abadi Real...

Arkeolog Temukan Makam Berusia 5.000 Tahun di Wangzhuang, Diduga Gerbang Kerajaan Prasejarah Tertua di Tiongkok

ENSIKLOPEDIA - Yongcheng, Henan โ€” Tim arkeolog gabungan dari Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan bersama Universitas...

 

ร—