JEMBER, Pelitaonline.co – Kualitas Pengaspalan Jalan dibeberapa titik yang ada di Kabupaten Jember sepertinya masih diragukan oleh masyarakat. Sebab hasilnya tidak memuaskan dan banyak yang sudah rusak.
Seperti halnya, di Jalan Bengawan Solo tepatnya sebelah utara Gedung Jember Klinik, belum sampai 6 bulan diperbaiki, sudah mulai mengelupas, rusak dan berlubang.
Di Jalan Letjen Suprapto, tepatnya di depan Kantor Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember kini sudah mulai berlubang, padahal baru pada bulan Desember 2021 kemarin yang dilakukan pengaspalan.
“Padahal baru saja diperbaiki, belum sampai 6 bulan, tapi kok wes rusak gini ya,” kata Ahmad salah seorang Pedagang Petalite yang berada di depan Kantor Dinas Peternakan, Selasa (14/6/2022)
Menurutnya, berlubang nya jalan (aspal) baru itu sudah berlangsung cukup lama, ada sekitar tiga bulanan yang lalu. Jika kondisi ini dibiarkan, maka lubangnya akan makin besar.
“Soalnya ini yang berlubang, jalannya tepat dibawah pohon, jadi ketika hujan, semakin parah, karena air hujan yang mengantong di dedaun dan jatuhnya ke aspal airnya karena besar besar,” tutur Ahmad.
Hal senada juga dikatakan Heri, salah satu tukang parkir di Warung sebelah utara kantor Jember Klinik ini bahwa kerusakan aspal di Jalan bengawan solo itu baru, sekitar dua hari yang lalu.
“Paling sekitar dua harian lah, rusak kayak gini, kalau dibiarkan, kerusakannya akan merambat, soalnya, Jalan ini yang padat kendaraan,” Jelasnya.
Mengetahui hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Mufid masalah kerusakan aspal jalan merupakan hal klasik, yang selalu saja terjadi.
“Kami sangat menyayangkan, kami di DPRD sebenarnya tidak ada henti-hentinya untuk selalu mengingatkan, baik pada rekanan, maupun OPD Teknis,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, komplain dari masyarakat, sangat banyak. Tetapi hal ini tergantung dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mendorong kontraktor agar memperbaiki Jalan dengan kualitas yang layak.
“Agar bekerja dengan sungguh-sungguh, karena itu menggunakan uang yang tidak sedikit, mengingat maslah Jalan menyangkut hajat hidup orang banyak,” tuturnya.
Masak setiap tahun pemerintah Kabupaten (Pemkab) cuma mau mengurus masalah infrastruktur jalan saja. Padahal, persoalan Jember sangat banyak sekali, dan harus diselesaikan.
“Seperti masalah pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga pengentasan kemiskinan, lalu masalah AKI/AKB terus masalah Porprov yang butuh Modal dan kalau modal nggak ada, semua ditarik untuk Jalan, terus gimana ?,” urainya
Anggota Komisi C ini menjelaskan seharusnya di tahun 2022 ini, persoalan Pengaspalan Jalan sudah beres semua. Supaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bisa dialihkan untuk sektor yang lain.
“Terus ini Jalan belum setahun sudah rusak, inikan sangat disayangkan. Artinya apa? di tahun depan kita akan anggarkan Jalan lagi, ya kan,” tutur Mufid.
Legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendorong agar Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Jember, melakukan pengawasan terhadap rekanan yang memenangkan tender proyek pengaspalan Jalan.
“Pun dengan rekanan, jika tidak memberikan trek record yang baik, dalam pekerjaannya , pastinya akan menjadi catatan tersendiri.” Pungkas Mufid. (Awi/Yud)