JEMBER, Pelitaonline.co – Para Kontraktor yang di tunjuk melakukan perbaikan jalan di Jember sepanjang 1.080 kilometer dengan skema Multiyears kini tengah mengeluh.
Pasalnya, harga aspal Hotmix mengalami lonjakan yang sangat signifikan sekitar 20 persen. Tentunya kondisi ini akan berimbas fatal para pengusaha yang sedang mengerjakan proyek-proyek perbaikan jalan.
Ketua Gabungan Pengusaha Kontaktor Indonesia (Gapensi) Jember Dwi Arya Nugraha Oktavianto menjelaskan harga Aspal hotmix semula di kisaran Rp1 juta per ton. Namun sekarang naik ke angka Rp1,2 juta per ton. Akibat minyak dunia.
“Kenaikan Aspal Hotmix akibat harga minyak dunia naik. Hal itu dipicu karena pengaruh perang antara Rusia – Ukraina. Dengan begitu otomatis juga berdampak aspal curah dan solar industri “ujarnya, Senin, (25 /4/2022)
Selain itu, kata dia, kenaikan harga Aspal hotmix dipengaruhi lonjakan harga aspal curah dari semula rentang Rp8.050 – Rp8.350, tapi sekarang meningkat ke angka Rp9.350 – Rp 9.850 per kilogram.
“Kalau di total bisa 15-20 persen per ton. Misalkan, kemarin hotmix dengan kadar aspal ACWC 6 persen harganya sekitar Rp1 juta, sekarang bisa Rp1,2 juta per ton,” jelas pria yang akrab disapa Vian ini
Ditambah lagi kata Vian, adanya kenakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar industri dari harga sebulan lalu hanya Rp8.700, kemudian saat ini naik menjadi Rp12.500 per liter.
Vian mengatakan, para kontraktor proyek perbaikan jalan di Jember mematok penawaran dengan kebutuhan biaya pembelian aspal hotmix antara Rp900 ribu – Rp1 juta per ton. Tentunya harga tersebut jauh dibawah harga yang berlaku sekarang.
“Jalan keluar bagi kontraktor harus mengajukan review anggaran. Itupun jika Pemkab Jember bersedia, mudah-mudahan bisa,” ujar pria yang juga Direktur CV Sjam, perusahaan asphalt mixing plant (AMP) di Jember dan Bondowoso itu.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan bahwa, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, capaian kontraktor yang memperbaiki jalan dirasa belum memenuhi ekspektasinya. Bahkan jauh dibawah target.
“Jelas ini melanggar kontrak. Tapi mungkin masih bisa diselesaikan kalau ada keseriusan,” ucapnya ketika meninjau proyek perbaikan jalan di ruas Mumbulsari – Karanganyar.
Hendy menilai konsultan pengawas karena dianggap cenderung membiarkan kontraktor bekerja melambat. Tentunya hal itu merugikan Pemkab Jember. Sebab mereka dibayar.
“Anda sebagai konsultan pengawas kan dibayar, ngapain saja selama ini? Anda harus periksa setiap saat. Misal harus ada alat lengkap, AMP harus anda cek telepon sendiri. Kalau tidak pasti bohong dan pasti terlambat,” tandasnya.
Sekedar informasi, total biayai dengan skema tahun jamak atau multiyears dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD ) 2021 – 2022 sebesar Rp664 miliar.
Sementara Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jember yang membagi proyek dengan Dana jumbo ini, sebanyak 30 paket pekerjaan merata di 31 kecamatan. Selain itu kontrak pengerjaannya harus selesai paling lambat bulan Mei-Juni 2022 mendatang. (Awi/Yud)