JEMBER, Pelitaonline.co – Padepokan Tunggal Jati Nusantara mendadak viral di media, sejak 11 jamaahnya tewas di Pantai Selatan saat mengelar Ritual.
Padepokan yang beralamat di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi, ternyata bukan hanya sekali menggelar ritual di Pantai Selatan ini, tetapi sudah tujuh Kali.
“Sebelum-sebelumnya dilakukan di pinggir pantai, dan baru kali ini dilakukan masuk ke dalam air,” ujar Kapolres Jember AKBP Herry Purnomo dalam pres rilis, Rabu (16/2/2022).
Padepokan ini melakukan hal itu lanjut Hery, sebagai dari ritual kepercayaan mereka. Sebab berdasarkan keterangan Nur Hasan itu bagian dari penggabungan budaya dan agama.
“Sama dengan Aliran kepercayaan, karena mantra dalam pelaksanaan ritual menggunakan bahasa Jawa. Itu yang nantinya kita pelajari, mantra-mantra ini bagian dari aliran mana,” tambah Herry
Herry menjelaskan bahwa padepokan itu dirintis sejak tahun 2013 kala itu Nur Hasan Selaku Ketua Tunggal Jati Nusantara setelah pulang dari Malaysia dengan kedok menggelar pengobatan Alternatif.
“Dan di Tahun 2015 padepokan Tunggal Jati Nusantara ini berkembang, dan terus berkembang hingga saat ini,” kata Herry
Padepokan ini sambung Hery, setiap menggelar ritual, anggota di mintai iuran sebesar 20 ribu rupiah perorang dengan dalih untuk menunjang fasilitas kegiatan.
“Termasuk acara kemarin juga ada Iuran, untuk sewa mobil dan setelah itu tidak ada lagi yang ditarik oleh yang bersangkutan,” Tandasnya. (Awi/Yud)