
JEMBER, Pelitaonline.co – Tanaman Buah Naga di Rembangan yang telah menjadi Icon Kabupaten Jember telah berakhir. Semua pohon telah dibongkar dan akan ganti dengan tanaman Kelengkeng.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember Imam Sudarmaji, tanaman Buah Naga ini usianya tidak lama, hanya bertahan kisaran 10-15 tahun.
“Tentunya hal itu akan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), di Tahun 2021 kemarin, tidak ada PAD dari Kebun Buah Naga itu,” ujarnya saat dikonfirmasi lewat sambungan WhatsApp, Senin (31/1/2022).
Menurutnya, perombakan tanaman Buah Naga ke Kelengkeng bagian dari upaya penyegaran, supaya Kebun di Rembangan ini bisa lebih produktif. “Kelengkeng yang akan ditanam, Jenis Kelengkeng dari Jember dan itu yang dikembangkan,” tambah Imam
Imam menerangkan, pertumbuhan Kelengkeng sendiri juga cepat, bahkan dalam usia dua tahun akan berbuah maksimal. Sehingga hal ini, menjadi peluang untuk percepatan PAD di kota Tembakau ini.
“Artinya untuk perolehan PAD dan pengelolaannya itu, lebih prospek ke depannya,” ucapnya.
Pertimbangan lainnya yakni, Buah Naga di Jember tidak produktif, persaingan dengan Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Jember di sektor tanaman ini juga sangat ketat. Sehingga harga pasarannya pun terus merosot.
“Untuk luas lahan buah Naga yang akan di rombak jadi tanaman Kelengkeng, seluas 2,86 hektar,” jelasnya Imam.
Sementara analisa bisnisnya, Harga Kelengkeng lebih mahal dibandingkan Buah Naga. Hasil survei di pasaran nilai jual Buah Kelengkeng mencapai 50 ribu.
“Sementara buah naga hanya 15 ribu, per kilonya soalnya sangking banyak nya persaingan,” terangnya
Oleh karena itu, Imam berharap tanaman Kelengkeng ini, mampu menjadi Icon baru bagi Kabupaten Jember, sebab dari hasil penelitian komoditas tersebut punya potensi besar.
“Bibit Kelengkeng Jenis baru, dan bisa bersaing dengan kelengkeng Thailand, sehingga Kelengkeng ini akan bisa jadi icon Jember yang baru,” terangnya
Penanaman Kelengkeng di Kebun Rembangan, lanjut Imam, akan di lakukan pada Bulan ini, dengan menggandeng pihak Swasta yang telah bekerja dengan Perguruan Tinggi.
“Untuk Kajian akademik, bahkan dari hasil Kajian yang sudah ada, Buah Kelengkeng itu bisa di buahkan kapan kapan saja, sesuai keinginan yang kita mau,” Tandasnya. (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News