JEMBER, Pelitaonline.co – Sampai saat ini banyak sekali akidah amaliah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) yang didustakan oleh berbagai golongan. Seperti membaca Wirid usai Sholat, bacaan I’tiraf dan bersalaman
Hal itu dikatakan, oleh kiai Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke 69 yang diselenggarakan di Ponpes Nurul Islam, Sabtu (30/1/2022) malam.
Adapula perkataan dusta yang sering kali dikatakan oleh organisasi diluar NU adalah perihal adab Berwudhu, padahal dalam Hadits Shohih Muslim, Nomer 271 yang menerangkan bahwa, Nabi mensunnahkan, berwudhu mengusap wajah tiga kali, tangan tiga kali, mengusap kepala Tiga kali dan basuh kaki tiga kali.
“Tapi dianggap oleh beberapa teman Salafi Bid’ah, mengusap kepala cukup hanya sekali. Ada lagi acara Haul dan Manaqib juga dianggap Bid’ah. Padahal Nabi Muhammad pernah juga mengadakan Haul wafatnya Sayyidah Khodijah,” terangnya.
Bahkan, tambah Ketua PWNU yang akrab disapa Kiai Marzuki ini, saat itu nabi menyembelih kambing lalu dipotong kecil-kecil lalu diberikan pada tetangga kanan kiri, seraya menceritakan kehidupan istrinya.
Oleh karena itu, Pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad Gasek Kabupaten Malang ini mengajak, seluruh kader Nahdiyin, untuk tetap berada di gerbong NU sampai akhir hayat, sampai mati.
Ia juga mewanti-wanti, agar jangan sekali-kali mengikuti organisasi diluar NU. Meskipun, organisasi tersebut mengaku Ahlussunah wal Jamaah, karena mereka tidak jujur.
“Mengaku golongan Aswaja, mengadakan Maulid juga dan Rotib, tetapi benderanya bukan NU. Mengaku Aswaja, tapi perilakunya jauh dari Aswaja, yang jelas mereka ingin menggaet Aswaja, nanti kalau sudah masuk di doktrin.” Pungkasnya. (Diq/Yud)