JEMBER, Pelitaonline.co – Bupati Jember Hendy Siswanto menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Bank Indonesia (BI) dan beberapa Stakeholder beras, Jum’at (28/5/2021).
Rakor yang diselenggarakan di pendopo Wahyawibawagraha itu, membahas tentang ketersediaan beras dan Stabilisasi harga Gabah di Kabupaten Jember.
“Kami akan membentuk struktur (tim), dari perwakilan stakeholder beras untuk menjamin kestabilan harga beras,” ujar Bupati.
Hestu Wibowo mewakili Kepala Bank Indonesia (BI) mengatakan, bahwa Jember mengalami surplus beras dalam 5 tahun terakhir. Sehingga tidak terjadi inflasi pada harga beras.
“Karena 1/3 perekonomian di Kabupaten Jember ditopang dari sektor pertanian, artinya Jember sebagai Kabupaten agraris,” kata Hestu.
Oleh sebab itu sambung Hestu, saat ini BI sedang mengkaji, kemungkinan Jember dihubungkan dengan daerah yang kekurangan beras, dalam bentuk kerjasama antar daerah.
Sementara, Budi Sultika Pimpinan Cabang Bulog Jember menuturkan, saat ini pendistribusian dan pemasaran beras dipengaruhi oleh politik, termasuk Isu impor beras beberapa bulan lalu.
“Tetapi kami bersyukur, tidak ada beras impor masuk ke Jember,” ucapnya.
Menurutnya, harga beras cenderung deflasi. Stok beras Jember terbesar di Jatim. Bulog Jember telah menyerap kurang lebih 10.000 ton gabah 1.000 beras hingga Bulan April 2021.
“Saat ini Bulog Jember sedang menyelamatkan harga di tingkat konsumen.” Pungkasnya. (Rir/Yud)