
Berita – Cuaca ekstrem kembali menjadi sorotan di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terbaru pada 26 Maret 2025, menyatakan bahwa sejumlah wilayah di Tanah Air berpotensi mengalami hujan lebat disertai angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
Peringatan ini datang menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025 yang diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025, menambah kekhawatiran bagi para pemudik yang bersiap pulang kampung. Dengan kondisi atmosfer yang tidak stabil, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang bisa memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Berdasarkan data terbaru BMKG pada 26 Maret 2025, hujan lebat diperkirakan akan melanda beberapa wilayah, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, hingga Papua Selatan.
Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot juga diprediksi terjadi di perairan Selat Sunda, Laut Jawa, dan Samudra Hindia bagian selatan. Fenomena ini dipicu oleh kombinasi sirkulasi siklonik, Madden-Julian Oscillation (MJO) yang aktif, serta gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin yang meningkatkan pembentukan awan hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat. “Cuaca ekstrem bisa datang tiba-tiba dan berdampak besar pada keselamatan. Kami imbau semua pihak, terutama pemudik, untuk selalu cek prakiraan cuaca sebelum berangkat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/3/2025). Dwikorita juga menegaskan bahwa BMKG terus memantau kondisi atmosfer secara real-time untuk memberikan informasi terkini.
Cuaca ekstrem bukan hanya soal hujan dan angin. Dampaknya bisa sangat luas, mulai dari gangguan transportasi hingga bencana hidrometeorologi. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:
Data BMKG mencatat, pada 12 Maret 2025, curah hujan tertinggi mencapai 210 mm di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kondisi serupa diperkirakan berulang dalam beberapa hari ke depan, terutama menjelang akhir Maret.
Puncak arus mudik Lebaran 2025 yang diprediksi pada 28 Maret menjadi perhatian khusus. Dengan 12,1 juta orang diperkirakan bergerak jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan, cuaca ekstrem bisa menjadi ancaman serius. BMKG mengimbau para pemudik untuk mengambil langkah pencegahan agar perjalanan tetap aman.
“Jangan anggap remeh cuaca buruk. Jika hujan lebat terjadi, lebih baik tunda perjalanan dan cari tempat aman untuk berlindung,” kata Dwikorita. Ia juga menyarankan pemudik memastikan kendaraan dalam kondisi prima, seperti memeriksa ban, lampu, dan membawa peralatan darurat.
Seorang pemudik asal Jakarta, Budi Santoso, berbagi pengalamannya. “Tahun lalu, saya terjebak banjir di tol Cipali karena hujan deras. Sekarang, saya pastikan cek cuaca dulu sebelum mudik,” katanya saat ditemui di terminal bus, Rabu (26/3/2025).
Cuaca ekstrem juga menjadi topik hangat di media sosial, terutama di platform X. Banyak pengguna membagikan peringatan BMKG dan pengalaman pribadi mereka. Sebuah postingan dari akun @infoBMKG pada 24 Maret 2025 menyebutkan, “Cuaca ekstrem berpotensi memicu banjir dan longsor. Cek infografis kami untuk tahu dampaknya!” Unggahan ini viral dengan ratusan retweet, menunjukkan tingginya perhatian masyarakat.
Sementara itu, akun @IDNTimesJogja melaporkan, “BMKG prediksi cuaca ekstrem di DIY, warga diminta waspada hujan lebat disertai petir.” Postingan ini mendapat respons beragam, dari kekhawatiran hingga ajakan untuk lebih siap menghadapi kondisi buruk. Tren ini mencerminkan kesadaran publik yang meningkat, meski masih ada yang menganggap enteng peringatan cuaca.
BMKG tidak hanya memberikan prediksi, tetapi juga berupaya mitigasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Pada 14 Maret 2025, OMC di Jabodetabek berhasil mengurangi curah hujan hingga 30-40%. “Kami terus koordinasi dengan pemerintah daerah untuk minimalisir dampak,” ujar Dwikorita.
Namun, keberhasilan mitigasi juga bergantung pada kesiapan masyarakat. Pemerintah daerah diminta memperkuat sistem drainase dan edukasi publik. “Kalau saluran air bersih dan warga waspada, risiko banjir bisa berkurang,” kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam kunjungannya ke kantor BMKG, 10 Maret 2025.
Cuaca ekstrem memang tak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi langkah antisipasi bisa menyelamatkan nyawa dan harta. Dengan prediksi BMKG yang menunjukkan hujan lebat dan angin kencang hingga akhir Maret 2025, kewaspadaan adalah kunci. Bagi pemudik, perencanaan matang dan kepatuhan pada peringatan cuaca akan menentukan kelancaran perjalanan.
Jadi, jangan lengah. Pantau terus informasi cuaca, siapkan diri, dan utamakan keselamatan. Seperti kata pepatah, “Sedia payung sebelum hujan.” Di tengah cuaca ekstrem ini, lebih baik waspada daripada menyesal kemudian.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News