JEMBER, Pelitaonline.co – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada ) serentak 2024 Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menggelar survei kandidat yang populer untuk Kabupaten Jember, mulai dari kalangan tokoh politik, birokrat, ulama hingga pengusaha.
Hasil survey itu menunjukan, elektabilitas kandidatnya terdiri dari Muhammad Fawaid (32,3%); Faida (27,2%); Hendy Siswanto (23,4%); Abdullah Syamsul Arifin (4,4%); Abdussalam (2,6%); Djoko Susanto (1,8%); Ayub Junaidi (1,6%); Marsuki Abdul Ghofur (1,4%); dan sisanya 5,3% tidak menjawab.
Direktur ARCI Baihaki Siraj menjelaskan bahwa hasil tersebut, berdasarkan survei terhadap 1.000 orang responden warga Jember yang sudah menikah dan berusia 17 tahun keatas, dengan metode random (multistage random sampling) diwawancara langsung oleh para surveyor terlatih mulai tanggal 10-20 Maret.
“Surveyor kembali mendatangi sampling untuk quality control serta cek. Ternyata tidak ditemukan kesalahan berarti. Margin of error ± 3% dengan tingkat kepercayaan 95% survei kami,” katanya, Senin (11/4/2022)
Menurutnya, popularitas Bupati Jember Hendy Siswanto belum berhasil menunjukkan dominasi pengaruhnya. Meskipun sudah setahun menjalankan roda pemerintahan.
Justru, kata Baihaki, Elektabilitas anggota DPRD Jawa Timur dari Partai Gerindra Muhammad Fawaid atau Gus Fawaid dan Mantan Bupati Jember Faida yang cenderung jauh mengungguli Hendy.
“Gus Fawaid tinggi sekali, jauh diatas mengalahkan kepala daerah yang sedang menjabat. Hal menarik lainnya, figur yang Pilkada 2020 kemarin kalah masih muncul namanya mengungguli elektabilitas Bupati sekarang,” jelasnya
Tentunya hal ini menjadi kemungkinan besar bagi Gus Fawaid , lanjut Baihaki, untuk pengganti Hendy. Jika sampai gagal memimpin pemerintahan . sehingga kepercayaan publik akan menurun .
Mengingat, tren Presiden Laskar Sholawat ini masih terjaga, bahkan kata Baihaki, pemilih di Jember masih loyal sejak Pileg 2019, kala itu memperoleh lebih dari 200.000 suara.
“Selain tingkat kesukaan tinggi, pemilih yang mengidamkan Gus Fawaid relatif merata. Baik kalangan millenial, bapak-bapak, emak-emak yang di desa maupun perkotaan,” urainya.
Baihaki mengungkapkan, merosotnya elektabilitas Hendy lebih disebabkan penilaian publik terhadap performa dan kinerja yang bersangkutan. Karena tingkat kepuasan publik hanya 50,2% atau menjadi peringkat kedua terbawah dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Tingkat kepuasan publik di Jember dari bawah menempati posisi kedua setelah Tuban. Sedangkan, daerah lain yang publiknya puas terhadap kinerja kepala daerahnya dengan urutan empat besar tertinggi mulai dari Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Lumajang,” rincinya.
Baihaki mengungkapkan kepuasan publik terhadap Bupati Jember, dalam penangan bidang infrastruktur hanya 50,3% puas, 37,6% tidak puas, dan 12,1% tidak tahu.
“Bidang pendidikan dan layanan publik 56,2% puas, 32,8% tidak puas, dan 11% tidak menjawab. Adapun bidang kesehatan 53,9% puas, 38,6% tidak puas, dan 7,5% tidak menjawab,”katanya
Meskipun demikian, Pilkada Jember masih dengan jarak rentang waktu 3 tahun lagi. Baihaki memperkirakan masing-masing tokoh publik punya kesempatan yang cukup panjang untuk mendongkrak kepercayaan publik. (Awi/Yud)