
Mengapa Viral Italian Brainrot begitu digemari? Berikut adalah elemen utama yang mendorong popularitasnya, berdasarkan analisis tren dan wawasan dari pakar pemasaran:
Data dari GWI menunjukkan bahwa 76% Gen Z menggunakan TikTok untuk menonton video lucu. Selain itu, ada 57% lebih memilih konten pendek untuk riset produk, menjelaskan mengapa tren ini begitu efektif.
Viral Italian Brainrot telah melampaui batas platform, memengaruhi budaya populer secara luas. Frasa seperti “Tralalero Tralala” dan “Bombardiro Crocodilo” telah menjadi bagian dari leksikon internet. Frasa ini muncul di meme Instagram, edit anime, hingga remix musik phonk di TikTok. Komunitas penggemar bahkan membuat game seperti Italian Brainrot Clicker. Ini menceritakan di mana pemain mengumpulkan karakter melalui klik berulang, menunjukkan betapa tren ini telah meresap ke berbagai media.
Namun, tren ini juga menuai kritik. Beberapa pihak, terutama di komunitas agama, menganggap narasi seperti “porco dio” dan referensi ke “Allah” sebagai penghinaan, terutama di negara seperti Indonesia yang mayoritas Muslim.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa konten Meme Anomali memperburuk fenomena brain rot. Ini merupakan istilah yang merujuk pada penurunan kemampuan kognitif akibat konsumsi konten internet berkualitas rendah secara berlebihan.
Merek besar seperti Ryanair, Samsung Belgium, dan Duolingo telah memanfaatkan Viral Italian Brainrot untuk menarik perhatian Gen Z. Contohnya, video Ryanair yang menggunakan karakter Tralalero Tralala mencapai 150.000 penayangan, sementara remix Samsung trending di awal April 2025.</p&gt;
Menurut De Nittis, keberhasilan merek ini bukan hanya karena mengikuti tren, tetapi karena mereka tetap mempertahankan identitas merek—Ryanair dengan humor murahan, Samsung dengan teknologi inovatif.
Namun, De Nittis juga memperingatkan bahwa mengejar viralitas tanpa strategi dapat membuat merek terlupakan. Formula suksesnya adalah: Tren + Identitas Merek = Dampak yang Berkesan. Merek yang gagal memahami audiens atau hanya meniru tren berisiko kehilangan kredibilitas.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News