
VIRAL – Nama Calla Pramuka kini menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah video berdurasi 30 menit yang diduga mengandung konten tak senonoh beredar luas di TikTok, Instagram, dan platform lainnya.
Video tersebut pertama kali diunggah di akun TikTok @callapramuka, yang diklaim sebagai milik pacar Calla. Berikut adalah beberapa fakta yang terungkap:
Gadis dalam video mengenakan seragam pramuka, sehingga dijuluki “Calla Pramuka”. Dugaan bahwa ia adalah siswi SMP belum dapat dipastikan. Akun media sosial resmi Calla (Instagram/TikTok) belum teridentifikasi.
Kronologi Penyebaran Video Calla atau Cella:
Video diduga direkam melalui panggilan video (video call) dengan pacarnya, lalu disebarkan tanpa izin.
Netizen menyebut video tersebut bukan hasil rekaman baru, melainkan dibuat beberapa tahun sebelum viral.
Reaksi Publik Video Calla X dan Tiktok:
Unggahan TikTok dari akun @callapramuka (diduga palsu) memperingatkan: “Kalian para cewek harus hati-hati… Kasihan dek Calla, sampai kaget gue liatnya.”
Banyak netizen prihatin dan mengaitkan kasus ini dengan kasus Bu Salsa (korban eksploitasi mantan kekasih online pada 2023).
Kasus Calla Pramuka memicu beragam opini di kalangan netizen, di antaranya:
Eksploitasi dan Pelanggaran Privasi:
Banyak netizen mengecam pelaku yang menyebarkan video pribadi tanpa persetujuan. Kasus ini dianggap sebagai bentuk revenge porn dan pelanggaran UU ITE.
Mira S., aktivis digital SAFEnet, menegaskan: “Penyebaran konten intim tanpa izin adalah kejahatan siber. Korban berhak melapor dan meminta perlindungan hukum.”
Kritik pada Budaya “Victim-Blaming”:
Beberapa komentar menyalahkan Calla dengan dalih “harus lebih hati-hati”. Psikolog Dr. Aulia Rahman mengkritik: “Fokus harusnya pada pelaku, bukan menyudutkan korban. Edukasi literasi digital penting, tetapi tanggung jawab utama ada pada pelaku kejahatan.”
Spekulasi Identitas dan Motif:
Beredar teori konspirasi bahwa akun @callapramuka sengaja dibuat untuk sensasi atau clickbait. Beberapa netizen menduga ini bagian dari skema promosi konten tertentu.
Pemerhati media sosial Rizki Anwar mengingatkan: “Jangan mudah percaya akun anonim. Bisa jadi ini upaya memanipulasi emosi publik untuk popularitas semu.”
Kasus Calla dianggap mengulang tragedi Bu Salsa, di mana korban difitnah dan dieksploitasi mantan pasangan. Hal ini memicu pertanyaan: Mengapa platform media sosial belum optimal membatasi penyebaran konten eksploitasi?
Dalam menghadapi situasi ini, beberapa langkah preventif perlu diambil:
Untuk Pengguna Media Sosial:
Hindari berbagi konten sensitif, bahkan dengan pasangan tepercaya sekalipun.
Laporkan akun-akun yang menyebarkan konten ilegal ke pihak platform atau aparat.
Untuk Orang Tua dan Pendidik:
Tingkatkan pengawasan terhadap aktivitas digital remaja.
Edukasi anak tentang pentingnya boundaries dalam hubungan daring.
Untuk Pemerintah dan Platform:
Perkuat penegakan UU ITE terkait kejahatan siber.
Optimalkan sistem pelaporan dan penghapusan konten eksploitasi secara real-time.
*Cuitan Redaksi
Kasus Calla Pramuka kembali mengingatkan kita bahwa dunia maya adalah ruang berisiko jika diakses tanpa kewaspadaan. Di balik viralitas konten, ada nyata korban yang perlu dilindungi. Sementara publik menunggu klarifikasi resmi, yang terpenting adalah tidak menyebarkan video tersebut dan menghindari spekulasi merugikan. Mari kita jaga etika dan empati di dunia digital.(ua/red)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News