
BONDOWOSO, Pelitaonline.co – Program vaksinasi di tingkat pelajar yang telah dijalankan oleh SMA Negeri 02 Bondowoso sudah mencapai 98 persen. Kabar baik ini (best practice) tentu sangat membantu Pemerintah Kabupaten Bondowoso yang sedang berjuang keras melaksanakan percepatan vaksinasi pada rakyatnya.
Hal inilah yang membuat media Pelitaonline.co, menelusuri lebih jauh rekam jejak sekolah yang populer dengan sebutan “SMADA” dalam memproses anak didiknya.
Ternyata, tidak salah jika SMA yang beralamat di Jalan Letjen Suprapto Nomor 153, Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso, ini masih menjadi barometer sekolah terbaik dalam prestasi akademik dan non akademik di wilayah kota Tua ini.
Diranah prestasi akademik, misalnya, lulusan SMADA sebanyak 95 persen setiap tahun terserap ke perguruan tinggi, sedangkan yang 5 persen, biasanya masuk ke instansi TNI-Polri atau instansi pemerintahan.
Berdasar data yang ada, banyak siswa SMADA diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ternama seperti Unej, Poltek, Unair, Unibraw, ITS, ITB , IPB dan UGM. Sedang sisanya menyebar di perguruan tinggi swasta se-wilayah Tapal Kuda.
Beberapa jalur yang telah digunakan masuk ke perguruan tinggi negeri, rilis data data tahun 2021 menunjukkan, siswa yang diterima melalui jalur SNMPTN sebanyak 41 anak, jalur SBMPTN sebanyak 72 anak, seleksi mandiri sebanyak 56 anak dan melalui
jalur SNMPN (PMDK-PN) 24 anak.
Dari 4 jalur tersebut, paling difavoritkan oleh anak-anak SMADA adalah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).
“Ya, kalau diluar akademik, pemilihan ‘Kacong-Jebing Bondowoso’ mayoritas juaranya dari anak- SMA 2 juaranya,” terang Tutik Marwati.Spd Guru BK sambil membuka data prestasi siswanya.
Bahkan, lanjut dia, selalu ada siswa SMA 02 yang diterima di Universitas luar negeri, seperti di Mesir, Turki, Jerman dan di Jepang. “Dua tahun lalu,
ada siswa kami bernama Aldi diterima sebuah Universitas di Turki,” tambahnya.
Khusus untuk Aldi, dia sudah 4 kali berturut-turut memenangkan lomba karya ilmiah di ITB, di IPB, ITS dan UGM. Berdasar data dari situs resmi SMA 2, update prestasi terkininya, yakni, diraih oleh seorang siswi bernama Yuliana Indah Sri Winarti dalam Kompetisi IndiHome Generasi Prestasi 2021.
Kompetisi ini, diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia yang diikuti seluruh SMA se-Indonesia dan Yuliana berhasil meraih juara ke 3 dalam lomba tersebut, untuk Juara 1 diraih oleh SMAN 8 Jakarta dan Juara 2 diraih oleh SMAN Singaraja Bali.
Sementara, Kepala Humas Kholifah Nur Azizah, SPd, MPd mengatakan bahwa pihak sekolah selalu mendorong siswanya mengikuti lomba-lomba yang diadakan kampus terkemuka (reputable). Selain itu, juga menyediakan berbagai macam media pembelajaran dalam mengembangkan minat-bakatnya, baik yang akademik dan non akademik.
“Supaya mereka ketika masuk ke perguruan tinggi mampu bersaing dan berkembang,” tegas Kholif.
Dia mengakui walau sudah diberlakukan sistem zonasi dengan semangat meniadakan sekolah favorit, tetapi tetap saja tak bisa dihindari bahwa SMADA masih menjadi tujuan para orang tua di Kota Bondowoso dalam menyekolahkan anaknya Alasan mereka, SMADA masih jadi barometer pendidikan tingkat SMA.
Namun demikian, Kepala Sekolah SMA 2, terang Kholif, tetap mengakomodir siswa yang ada disekitarnya dan tetap menampung siswa tak mampu ekonominya melalui ‘afirmasi’.
“Di SMA 2 ini yang mendapat afirmasi sebanyak 130 anak. Jadi, tidak betul di sini identik dengan sekolah anak orang kaya. Sebab, kalau mau cari anak tidak mampu disini juga banyak, anak pejabat banyak, anak yang pintar, sedang dan yang kurang juga ada,” terangnya.
Tak kalah pentingnya, lanjut Kholif, sekolah SMA 2 sangat menekankan pendidikan akhlak agar menjadi karakter kepribadian siswanya. Sebab, pintar saja tidak cukup, jika tidak memiliki akhlak yang bagus.
Oleh karena itu, Kholif melanjutkan, sebelum pandemi COVID 19 ini, telah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menguatkan moral dan integritas siswanya.
“Pintar saja percuma, jika akhlaknya tidak bagus. Jadi sebelum pandemi, kami menguatkan karakter mereka dengan kegiatan-kegiatan seperti sholat duha, indahnya berbagi nasi bungkus, ada pula kegiatan anak-anak setiap hari mengumpulkan uang 500 rupiah. Setelah terkumpul dibelikan Sembako untuk dibagikan ke kaum dhu’afa dan masyarakat sekitar.” Pungkasnya. (Sai/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News