
JEMBER, Pelitaonline.co – Puluhan Petani Desa Harjomulyo Kecamatan Silo menggelar demo di depan Kantor Desa atas dugaan penyelewengan pendistribusian Pupuk bersubsidi.
Warga yang mengatasnamakan aliansi Petani Silo ini aksi dengan membawa kertas folio bertuliskan “daur ulang kelompok tani, agar petani merasa memiliki dan mencintai, ayo lawan mafia pupuk bersubsidi.
Dalam kertas folio lain juga, warga menuntut dengan tulisan, perbaiki alur dan harga pupuk bersubsidi agar ketahanan pangan nasional kuat.
Koordinator Lapangan Ahmad Suryanto mengatakan aksi itu untuk mengingatkan Kepala Desa (Kades), bahwa ada indikasi penyelewengan pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan).
“Terkait pupuk bersubsidi berlalu mahal, mungkin itu berkaitan dengan alur distribusi, dan kaitannya antara kios dan kelompok tani, kelompok tani kepada petani,” ujarnya saat mediasi.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum, kalau keberadaan kelompok tani itu sakti, bahkan status keanggotaannya selama ini juga tidak jelas. Namun tiba-tiba ada.
“Siapa ketuanya, siapa anggotanya, sangking saktinya itu kelompok tani,” tambah Suryanto
Oleh karena itu, lanjut Suryanto, Pemerintah Desa (Pemdes) harus mengembalikan kelompok tani untuk kepentingan para petani, bukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
“Dalam tanda petik, ya, Kelompok tani kan orang PPL, agar bahasa yang tidak elok itu, terkelupas dari masyarakat kita sebagai bangsa ini,dengan cara apa?, berikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat petani,”katanya
Selain itu pemerintah Desa Harjomulyo sepertinya perlu memperbaiki keorganisasian kelompok tani, agar pendistribusian pupuk subsidi bisa lancar, serta mampu mencerdaskan para petani pastinya.
“Perjelas anggota dan pengurusnya, perjelas berapa lama mereka menjabat jadi pengurus, supaya kelompok tani ini bisa menjadi wadah sarana pemikiran, untuk menjadi sarana usaha petani , dan sarana meningkatan pertanian produktif,”jelasnya
Menanggapi hal itu, Kades Harjomulyo Kartono mengatakan bahwa semua tuntutan warga ini akan diupayakan, tetapi semua butuh proses, tidak bisa langsung dieksekusi.
“Mulai dari pendataan, terus data dari anggota itu akan direkrut ulang, kita sepakat itu. Dan akan dilakukan dipertemuan selanjutnya,” tanggapnya
Terkait penjualan pupuk subsidi yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp225 ribu per kwintalnya, lanjut Kartono, harus dimaklumi. Mengingat anggota kelompok tani maupun kios juga butuh uang transport.
“Kios kan juga butuh uang transport, untuk kendaraan, tadi sudah dijelaskan oleh PPL,” katanya
Sementara, PPL Wilayah Binaan Desa Haryomulyo dan Mulyorejo Zaini memaparkan bahwa, setelah anggota kelompok tani yang baru terbentuk, nanti akan dimusyawarahkan terkait mekanisme pendistribusian pupuk.
“Agar pendistribusian langsung pada petani, atas rekomendasi dari kelompok tani, (jatah pupuk di Harjomulyo), saya juga tidak tahu,”katanya
Setelah delapan kelompok tani di Desa Harjomulyo terbentuk pengurusnya, kata Zaini, nantinya akan dibuatkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya, dengan mencantumkan masa baktinya.
“Atau semacam tata tertib lah dan akan kita tindaklanjuti secepatnya.” Tandasnya (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News