JEMBER, Pelitaonline.co – Kehilangan nyawa menjadi risiko yang dapat mengancam para pencari madu liar (Murni) di hutan. Sebab, ada beberapa jenis lebah memiliki sengatan yang mematikan.
Namun, hal itu ternyata tidak membuat takut seorang pencari Madu murni bernama Ahmad Syahrul alim warga asal desa Pondok Waluh Kecamatan Kencong. Sebab, hal itu sudah menjadi sumber penghidupannya.
Selain itu, berburu Madu di tengah hutan juga harus memiliki keberanian, mempunyai fisik yang kuat dan pengetahuan akan kondisi hutan serta ciri ciri Lebah itu sendiri. Tujuannya, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
Syahrul menyebut, biasanya dirinya mencari madu di beberapa hutan yang ada di wilayah Kabupaten Jember seperti Meru Betiri, pegunungan Argopuro dan hutan Gunung Raung. Bahkan, sampai hutan yang masuk wilayah Banyuwangi.
“Kalau hutan wilayah Banyuwangi, saya pernah ke Hutan daerah Sukamade dan hutan lainnya,” kata Pria pemilik Produk Madu Hutan Liar bernama ASA Ini.
Sebab kata Syahrul, mencari madu liar itu tidak mudah, kalau satu hari perburuannya tidak membuahkan hasil (tidak dapat). Dia bersama teman-temannya, harus bermalam di tengah hutan belantara.
“Tetapi, kalau dalam sehari dapat, ya langsung pulang. Soal pendapatan, terkadang banyak, kadang sedikit, tergantung rejeki, pernah dua hari mendapatkan satu botol,” terangnya.
Terkait dengan hasil yang didapat setiap berburu, jenis madu pun berbeda, itu tergantung dari musim, salah satu contoh, pada musim Bunga, madu yang hasilkan lebih ke jenis Apis Cerana.
“Karena, madu ini di produksi oleh lebah dari cairan Nektar Bunga. Jadi, jenis Madu Liar itu, tergantung dari musim, sekarang musim apa, gitu,” kata Pria yang sekarang menjabat sebagai Kabid Operasional di organisasi Inspirator lebah Madu Indonesia (ILMI) Pusat ini.
Makanya, Madu Murni (Liar) itu lebih mahal dari Madu Asli atau peliharaan. Karena, di samping dari segi manfaat yang lebih karena kandungan di dalamnya, juga dari panennya tidak bisa di jadwal (menentu) serta mencarinya pun sulit dan penuh tantangan.
“Perbotol ini saja (sambil Syahrul menunjukkan madu Murni jenis Apis Cerana yang sudah berada di dalam botol ukuran 450 gram) saya menjualnya seharga 250.000 ribu. Sebenarnya, itu tidak terlalu mahal, kalau kita melihat kandungan dalam madu murni, itu yang pasti,” jelasnya. (Rado/Yud)