
Sungai Citarum, sungai terpanjang di Jawa Barat yang membentang sepanjang 297 kilometer dari hulu di Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, hingga muara di Laut Jawa, kembali menjadi perbincangan hangat di awal tahun 2025. Sungai ini memiliki peran vital bagi lebih dari 35 juta penduduk di 13 kabupaten/kota.
Namun, Sungai Citarum terus menghadapi tantangan serius, mulai dari pencemaran limbah, tumpukan sampah, hingga banjir akibat luapan air. Berdasarkan berita dan data terkini yang sedang trending, berikut ulasan kondisi Sungai Citarum saat ini.
Pada akhir Februari 2025, Sungai Citarum kembali mencuri perhatian publik setelah beredar gambar dan video yang menunjukkan aliran sungai di Kampung Cicukang, Kabupaten Bandung, dipenuhi lautan sampah. Masalah ini semakin parah dan memicu kekhawatiran warga sekitar.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menyatakan bahwa pembersihan sampah di Sungai Citarum memerlukan waktu tambahan setidaknya satu bulan untuk benar-benar bersih. Namun, masyarakat menilai bahwa tanpa perubahan pola pikir dan kebijakan yang lebih efektif, masalah ini akan terus berulang.
Selain persoalan sampah, Sungai juga kembali menjadi penyebab banjir di beberapa wilayah pada Februari 2025. Dampak banjir ini cukup luas dan menghambat aktivitas masyarakat.
BPBD menyebut bahwa banjir di wilayah Bandung Selatan ini dipicu oleh hujan deras yang terus-menerus, serta sedimentasi dan penyempitan aliran sungai akibat sampah serta bangunan liar.
Selain sampah dan banjir, isu pencemaran Sungai juga kembali mencuat. Kontaminasi bahan kimia dan limbah industri semakin mengancam ekosistem sungai.
Dinas Lingkungan Hidup setempat bekerja sama dengan kepolisian sedang menyelidiki sumber pencemaran ini dan akan menerapkan sanksi bagi pelaku pembuangan limbah berbahaya.
Program Citarum Harum, yang telah berjalan selama tujuh tahun, terus menjadi tumpuan harapan untuk merevitalisasi Sungai. Berbagai upaya telah dilakukan, namun tantangan masih besar.
Koordinasi lintas sektoral dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam keberhasilan program ini. Tanpa keterlibatan aktif semua pihak, permasalahan Sungai tidak akan terselesaikan.
Sungai Citarum, yang pernah dinobatkan sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia, kini berada di persimpangan. Banyak kemajuan yang telah dicapai, tetapi tantangan masih besar dan membutuhkan solusi nyata.
Seperti yang trending di X, “Menjaga Citarum berarti menjaga Indonesia.” Pertanyaannya, kapan kita semua benar-benar berkomitmen untuk mewujudkannya? Hingga saat ini, pada 4 Maret 2025, Sungai Citarum masih menanti solusi nyata yang tak sekadar kosmetik.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News