
Berita Terkini – Di tengah dinamika politik dan pembangunan di Indonesia, wacana tentang Solo bakal pisah dari Jateng kembali mencuri perhatian. Kota Surakarta, yang dikenal sebagai pusat budaya Jawa dan kota kelahiran Presiden ke-7 Joko Widodo, tengah menjadi sorotan karena munculnya usulan untuk menjadikannya daerah otonom baru, terpisah dari Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Artikel ini akan mengupas tuntas wacana tersebut, alasan di baliknya, potensi dampak, serta pandangan masyarakat berdasarkan data dan tren terkini di tahun 2025.
Solo, atau Surakarta, bukan hanya kota dengan warisan budaya yang kaya, tetapi juga pusat ekonomi dan pendidikan di Jawa Tengah. Wacana pemisahan Solo dari Jateng bukanlah hal baru. Sejak awal 2000-an, gagasan ini kerap muncul, didorong oleh keinginan untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan otonomi daerah.
Namun, di tahun 2025, diskusi ini kembali mengemuka dengan dorongan yang lebih kuat, seiring meningkatnya perhatian terhadap pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Solo Raya.
Menurut laporan dari Kompas (14 April 2025), wacana ini didukung oleh sejumlah tokoh lokal yang menilai Solo memiliki potensi untuk berdiri sendiri sebagai provinsi atau setidaknya sebagai daerah otonom khusus. Alasan utama adalah tingginya kontribusi ekonomi Solo terhadap Jateng.
Luas Kota Solo yang mencapai lebih dari 15% dari PDB provinsi, meskipun luas wilayahnya hanya sekitar 44 km². Selain itu, status otonom dianggap dapat mempercepat pengambilan keputusan tanpa bergantung pada birokrasi provinsi di Semarang.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News