BerandaBerita TerkiniPetani Menjerit, Pupuk Bersubsidi...

Petani Menjerit, Pupuk Bersubsidi Langka, Non-Subsidi Harganya “Selangit”

Date:

JEMBER, Pelitaonline.co – Petani tak hanya merasakan dampak kenaikan harga BBM.  Namun, sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Biaya produksi semakin mahal, keuntungan yang sejak dulu tipis, kini makin tergerus.

Hal itu, disebabkan karena munculnya, Permentan Nomor 10 Tahun 2022 yang membatasi jenis pupuk dan petani yang boleh terima subsidi.

Awalnya ada 6 jenis pupuk bersubsidi bagi petani. Yakni, Urea, ZA, SP36, NPK, organik, dan organik cair. Akibat munculnya aturan baru itu, pupuk subsidi hanya Urea dan NPK.

Seperti yang dialami Pratikno Hadi (32) seorang Petani Jambu Kristal asal Dusun Pondok Waluh desa Wringin Agung Kecamatan Jombang sekarang harus menelan Pil Pahit.

Pasalnya, Komoditas yang di tanam berhenti berbuah. Hal itu disebabkan, pupuk Bersubsidi yang biasa pergunakan untuk memupuk tanaman Jambu Kristal, sekitar 4 bulan sulit didapat bahkan nyaris tidak ada.

Baca Juga :  Viral! 7 Cara Jawab Pertanyaan 'Kapan Nikah?' Saat Lebaran, Bikin Saudara-Saudaramu Tertegun dan Kapok Nanya Lagi!

“Kalau Pupuk Non-Subsidi banyak, seperti Ponska. Namun harganya selangit (mahal), kisaran 500 Ribu per 50 Kilo (per Sak). Ngak Nutut. Kalau Pupuk Subsidi Harga 130 Ribu, masih ada sisanya lah,” ujarnya, Jum’at (14/10/2022) saat di Konfirmasi Pelitaonline.co di kebunnya.

Oleh sebab itu, Pria yang akrab disapa Pratik ini mengatakan, dengan tidak adanya Pupuk Bersubsidi ini, akhirnya ayah satu anak ini, menggunakan Pupuk Kandang (Kotoran hewan) sebagai pengganti pupuk untuk memupuk Jambu kristalnya.

“Jadi, ya ngak berbuah, hanya bertahan hidup saja. Gimana lagi, mau saya ganti tanaman, sudah terlanjur jadi. Untuk lahannya, ada 5 tempat, total luasnya sekitar 1 hetare dan ada 900 pohon,” jelasnya.

Baca Juga :  Eksekusi Perintah Presiden, Mendag Turun Ke Pasar Koja Tinjau Harga Bapok dan Migor

Ketidakadaan pupuk bersubsidi tersebut sambung Pratik, sudah dipertanyakan beberapa kali di mempertanyakan ke PPL yang bertugas di desa. Namun, belum diberikan kepastian akan mendapatkan atau tidak.

“Yang sangat terpukul sekali petani jagung, bayangkan saja, per seperempat bahu kalau panen, hanya laku 3 juta, itu kotor ya. Kalau memakai Pupuk Non-Subsidi, ya bisa-bisa gak dapat apa apa, belum lagi tenaga kerjanya. Gulung Koming, mas,” terang Pratik mengakhiri. (Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Ricky R
Ricky Rhttps://Pelitaonline.co
KONTRIBUTOR PELITA ONLINE | Media Berita Online Terpercaya. Ricky R Berkontribusi dalam Reportase Kategori berita Olahraga, Hiburan, Ekonomi Bisnis, Ensiklopedia, Teknologi, dan Wawasan Informasi Beragam lainnya.

Baca Selengkapnya

Episode 6 Serial “Boys in Love” Menampilkan Konflik Romantis

HIBURAN -  Episode terbaru Boys in Love menghadirkan ketegangan dan perkembangan hubungan antar tokoh utama. Shane (Mick Metas),...

Suzuki Burgman Street 125EX Motor Matic Besar Untuk Gaya Hidup Modern

ADVERTORIAL - Suzuki Burgman Street 125EX hadir sebagai pilihan motor matic besar yang mengedepankan kemewahan, kenyamanan, dan teknologi...

Misteri Anak Rahasia Freddie Mercury Terungkap Lewat Biografi Baru

HIBURAN - Dunia musik kembali diguncang kabar mengejutkan tentang Freddie Mercury, vokalis legendaris Queen, setelah hampir lima dekade...

Perpisahan Emosional Ancelotti & Modric, Akhiri Era Keemasan Real Madrid

BOLA - Santiago Bernabeu kembali menjadi saksi sejarah pada Sabtu malam, 24 Mei 2025. Dua ikon abadi Real...

 

×