
Berita Terkini – Kejadian mengejutkan di Jember, Jawa Timur, menjadi sorotan publik setelah Perut Balita Penuh Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) hingga menyebabkan sumbatan usus. Kasus ini viral di media sosial dan berbagai platform berita. Kejadian ini memicu diskusi tentang pentingnya kebersihan dan pencegahan infeksi parasit pada anak-anak.
Artikel ini mengupas kronologi kejadian, tanggapan pakar kesehatan, serta langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kasus serupa. Dengan data terbaru dan tren terkini, mari kita telusuri lebih dalam fenomena “perut balita penuh cacing” ini.
Pada April 2025, seorang balita di Jember dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi dengan keluhan perut kembung. Bayi ini sulit buang air besar (BAB), dan demam selama beberapa hari. Awalnya, dokter mendiagnosis konstipasi, tetapi kondisi anak memburuk.
Balita tersebut mulai muntah dan mengeluarkan cacing hidup, yang memicu kecurigaan infeksi askariasis. Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya massa abu-abu di usus, mengindikasikan sumbatan. Tim medis akhirnya melakukan operasi darurat (laparotomi) dan menemukan cacing gelang menyumbat tiga bagian usus halus, dengan total cacing yang dikeluarkan mencapai tiga toples atau setara tiga mangkuk.
Menurut Direktur RSD dr. Soebandi, Dr. dr. I Nyoman Semita, cacing tersebut menyerupai cacing tanah dan diidentifikasi sebagai Ascaris lumbricoides, bukan cacing pita. Operasi yang melibatkan empat dokter spesialis berhasil menyelamatkan nyawa balita tersebut, dan anak itu kini telah pulih serta kembali beraktivitas normal. Kisah ini menjadi viral di platform seperti X, dengan banyak pengguna membagikan berita dan menyuarakan keprihatinan atas kebersihan lingkungan anak-anak.
Menurut Vella Rohmayani, pakar parasitologi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ascaris lumbricoides termasuk dalam kelompok soil-transmitted helminth (STH), yaitu parasit yang menyebar melalui tanah yang terkontaminasi telur atau larva cacing. Balita di Jember diduga terinfeksi karena kebiasaan hidup yang kurang higienis, seperti:
Vella menjelaskan bahwa infeksi cacing gelang umumnya tidak mematikan, tetapi jika dibiarkan tanpa pengobatan, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pencernaan, anemia, kekurangan gizi, hingga kerusakan pertumbuhan pada anak. Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa infeksi cacing masih menjadi masalah besar, dengan prevalensi mencapai 96% di beberapa wilayah, terutama pada anak usia sekolah.
Kasus ini memicu tanggapan dari berbagai pakar kesehatan, yang menekankan pentingnya edukasi dan pencegahan. Dr. Bela Mayvani, Kepala Staf Medik Fungsional Bedah Anak RSD dr. Soebandi, mengimbau orang tua untuk menjaga kebersihan anak dan memberikan obat cacing secara rutin. Ia juga menyoroti bahwa infeksi ini bisa dicegah dengan perubahan pola hidup sederhana.
Sementara itu, dr. Tri Ariguntar dari Universitas Muhammadiyah Jakarta menjelaskan bahwa cacing gelang dapat masuk ke tubuh melalui kulit, tangan kotor, atau makanan yang terkontaminasi. Ia menegaskan bahwa infeksi jangka panjang dapat menyebabkan anemia karena cacing menghisap darah dan mengganggu penyerapan nutrisi di usus.
Kasus “perut balita penuh cacing” ini mencerminkan tren terkini di mana media sosial. Khususnya platform X, menjadi wadah untuk menyebarkan kesadaran akan isu kesehatan. Banyak pengguna X membagikan tips pencegahan infeksi cacing, seperti pentingnya mencuci tangan dan memasak makanan hingga matang. Selain itu, program pemberian obat cacing massal (POPM) di sekolah dan posyandu juga kembali disorot.
Untuk mencegah kasus serupa, berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan oleh pakar kesehatan:
Kasus di Jember bukan hanya sekadar berita viral, tetapi juga pengingat akan tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di daerah dengan sanitasi kurang memadai. Infeksi cacing gelang masih menjadi masalah endemik di banyak wilayah tropis, termasuk Indonesia, karena faktor iklim, kemiskinan, dan kurangnya edukasi. Dengan meningkatkan kesadaran dan menerapkan langkah pencegahan, kita dapat melindungi anak-anak dari risiko infeksi parasit yang dapat mengganggu tumbuh kembang mereka.
Kisah “perut balita penuh cacing” di Jember menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi. Tanggapan pakar kesehatan menegaskan bahwa infeksi cacing gelang dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan intervensi medis yang tepat. Tren di media sosial menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan isu ini, tetapi tantangan nyata ada pada penerapan solusi di lapangan.
Mari bersama-sama menjaga kesehatan anak-anak dengan langkah sederhana namun efektif, seperti mencuci tangan dan memberikan obat cacing secara rutin. Dengan begitu, kita dapat mencegah kasus serupa dan memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dan kuat.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News