Strategi Jaga Momentum Ekonomi
Pemerintah tidak tinggal diam. Beberapa langkah udah diambil untuk dorong pertumbuhan ekonomi RI:
- Stimulus Ekonomi: Akhir 2024, program seperti Harbolnas dan Belanja di Indonesia Aja berhasil mendongkrak transaksi online sampai Rp31,2 triliun dan Rp25,4 triliun.
- Stabilitas Keuangan: KSSK (Kemenkeu, BI, OJK, LPS) komitmen jaga stabilitas sistem keuangan. LPS misalnya, menjamin 99,94% rekening bank umum per Desember 2024.
- Belanja APBN: Fokus ke sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur bikin konsumsi rumah tangga tetap kuat.
Tapi, tantangan ke depan tidak main-main. Kebijakan fiskal AS yang ekspansif bikin yield US Treasury tinggi, nambah tekanan ke ekonomi kita. Belum lagi risiko geopolitik yang bikin investor makin hati-hati. Jadi, pemerintah harus ekstra kreatif biar target 8% tidak cuma mimpi.
Peluang Cerah di Tengah Badai
Meski banyak tantangan, Indonesia punya kekuatan alami. Basis konsumen besar dan sumber daya alam melimpah jadi modal kuat. Sektor digital, kayak jasa informasi dan komunikasi, juga lagi ngegas. Transformasi AI dan pembangunan pusat data bikin sektor ini tumbuh pesat. Kalau pemerintah bisa memaksimalkan ini, pertumbuhan ekonomi RI bisa lebih kencang.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor jadi kunci. Pemerintah udah dorong kerja sama dengan dunia usaha lewat KEK dan insentif pajak. Kalau investor makin percaya diri, investasi bisa ngebut lagi. Yang tidak kalah penting, menjaga stabilitas politik dan hukum juga bakal bikin ekonomi kita lebih menarik di mata dunia.
Jadi, meski pertumbuhan ekonomi RI di Q1 2025 cuma 4,87%, cerita ini belum selesai. Dengan strategi tepat, kolaborasi kuat, dan sedikit keberanian, Indonesia bisa ubah tantangan jadi peluang. Target 8% memang ambisius, tapi bukan tidak mungkin. Sekarang tinggal kita semua dukung dan pantau bareng, biar ekonomi Indonesia bisa lari kencang menuju 2045!