Reaksi Masyarakat: Antara Kagum dan Terkejut
Sejak trailer Perang Kota rilis pada Desember 2024, antusiasme masyarakat sudah terasa. Unggahan @HabisNontonFilm pada 10 Desember 2024 menyebutkan bahwa trailer film ini langsung mencuri perhatian dengan sinopsis yang menggoda. Ketika filmnya tayang pada 30 April 2025, respons penonton semakin membanjir.
Banyak penonton awam yang terkesan dengan keberanian film ini mengangkat tema sejarah dengan gaya modern. “Aku kira bakal bosan karena film sejarah, tapi Perang Kota bikin aku mewek dan deg-degan!” tulis seorang pengguna di X. Sementara itu, pecinta film yang lebih kritis memuji kepiawaian Mouly Surya dalam mengolah cerita. “Mouly Surya tahu cara bikin penonton terpaku. Ini bukan cuma film, tapi pengalaman emosional,” ujar seorang penggemar di forum daring.
Namun, tidak semua reaksi positif. Sebagian penonton merasa terkecoh dengan ritme cerita. “Awalnya kukira ini film action, tapi ternyata drama karakternya lebih dominan,” cuit @WatchmenID. Meski begitu, kritik ini justru menunjukkan bahwa Perang Kota berani tampil beda, tidak sekadar mengikuti formula film aksi konvensional.
Mengapa Perang Kota Jadi Tren di Media Sosial?
Film ini bukan hanya ramai dibicarakan di bioskop, tapi juga mendominasi percakapan di media sosial. Berikut beberapa alasan mengapa Perang Kota jadi tren:
- Poster dan Trailer yang Menggoda: Poster resmi yang dirilis pada Februari 2025 mendapat banyak pujian karena desainnya yang dramatis.
- Diskusi Karakter: Banyak penonton yang memperdebatkan motivasi Hazil dan keputusan Isa, menciptakan diskusi panjang di X.
- Dukungan untuk Film Lokal: Perang Kota dianggap sebagai bukti bahwa film Indonesia bisa bersaing dengan produksi internasional.
- Tagar yang Viral: Tagar seperti #PerangKota dan #JalanTakAdaUjung ramai digunakan, terutama menjelang penayangan perdana.
Data dari X menunjukkan bahwa sejak April 2025, Perang Kota konsisten menjadi topik hangat, dengan ribuan cuitan yang memuji estetika dan aktingnya. Tren ini mirip dengan fenomena film lokal lain seperti KKN di Desa Penari, tapi dengan nuansa yang lebih intelektual.
Perang Kota dalam Kacamata Pecinta Film
Bagi pecinta film, Perang Kota adalah karya yang patut diapresiasi karena keberaniannya bereksperimen. Forum-forum seperti Cinephile Indonesia menyebut film ini sebagai “perpaduan sempurna antara seni dan hiburan“. Banyak yang memuji Mouly Surya karena berhasil mengadaptasi novel Mochtar Lubis tanpa kehilangan esensi aslinya.
Selain itu, Perang Kota juga memicu diskusi tentang representasi sejarah dalam film. “Film ini mengingatkan kita bahwa perjuangan kemerdekaan bukan cuma soal senjata, tapi juga hati dan hubungan,” tulis seorang kritikus di blog pribadinya. Aspek ini membuat film ini relevan bagi penonton muda yang mungkin kurang familiar dengan konteks sejarah Indonesia.