Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Wali Kota Depok Cermati Ide Pembinaan Karakter Anak ala Militer

Apa Itu Pembinaan Karakter Anak ala Militer?

Program pembinaan karakter anak ala militer bukan berarti melatih anak jadi tentara. Fokusnya adalah membentuk disiplin, tanggung jawab, dan karakter positif melalui pendekatan semi-militer. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, program ini lebih menekankan bimbingan personal dan kelompok. Anak-anak tetap belajar seperti di sekolah biasa, tapi dengan tambahan kegiatan seperti:

  • Latihan baris-berbaris untuk melatih kedisiplinan.
  • Penyuluhan wawasan kebangsaan dan bahaya narkoba.
  • Kegiatan outbound untuk membangun kerja sama tim.

Program ini bersifat sukarela, dengan persetujuan orang tua. Di Purwakarta, anak-anak tinggal di asrama militer selama 6 bulan hingga setahun. Harapannya, mereka pulang dengan perilaku yang lebih baik.

Alasan Depok Tertarik pada Pembinaan Karakter Anak ala Militer

Depok menghadapi tantangan kenakalan remaja, seperti tawuran dan balap liar, yang meresahkan masyarakat. Supian Suri melihat potensi pendekatan militer untuk menangani masalah ini. Ia menyebut dua opsi utama:

  • Membangun fasilitas sendiri: Depok bisa mendirikan pusat pembinaan serupa di wilayahnya.
  • Bergabung dengan Purwakarta: Mengirim anak ke barak di Purwakarta dengan kontribusi biaya.

Namun, Supian berharap jumlah anak nakal di Depok minim, sehingga tak perlu fasilitas baru. Kajian anggaran kini tengah dilakukan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pendekatan ini dianggap bisa melengkapi upaya lain, seperti pembentukan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) yang dicanangkan pada April 2025.

Pro dan Kontra Wacana Ini

Wacana pembinaan karakter anak ala militer tak lepas dari perdebatan. Berikut pandangan dari dua sisi:

Pendukung Program

  • Orang tua mendukung: Banyak orang tua merasa kewalahan dan melihat pendekatan ini sebagai solusi. Dedi Mulyadi menyebut orang tua sering “tepak tangan keras” saat mendengar ide ini.
  • Hasil nyata di Purwakarta: Program di Purwakarta diklaim berhasil mengubah perilaku anak nakal menjadi lebih disiplin.
  • Pendekatan holistik: Selain disiplin, anak mendapat konseling dan penyuluhan, yang bisa mengatasi akar masalah.

Penentang Program

  • Komnas HAM mempertanyakan: Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, menilai TNI bukan institusi untuk mendidik anak. Ia khawatir pendekatan ini jadi bentuk hukuman.
  • Psikolog ragukan efektivitas: Psikolog Mira Damayanti Amir menyebut pendekatan militer tak menjamin solusi akar masalah kenakalan.
  • Kurangnya kajian mendalam: Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco, meminta wacana ini dikaji matang agar tak keliru implementasi.

Tantangan Implementasi di Depok

Meski menarik, wacana ini menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, anggaran jadi kendala utama. Depok masih menghitung biaya, baik untuk membangun fasilitas maupun bergabung dengan Purwakarta. Kedua, pendekatan ini butuh keterlibatan pakar, seperti psikolog dan konselor, untuk memastikan tak sekadar mendisiplinkan tapi juga menyelesaikan masalah perilaku. Ketiga, respons masyarakat perlu diukur, mengingat pendekatan militer bisa dianggap terlalu keras oleh sebagian orang.

Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menyarankan melibatkan ahli dalam merancang program. Ia menekankan pendekatan kekeluargaan, seperti konseling dan team building, agar anak merasa didukung, bukan dihukum.

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3
Berita Serupa
Exit mobile version