
JEMBER, Pelitaonline.co – Pelaksanaan Festival Deso yang dilaksanakan Pemerintah Desa (Pemdes) Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan, bertujuan untuk membantu UMKM dan Kebudayaan Wayang Kulit.
Namun, rupanya langkah tersebut tidak berpengaruh atau kurang tepat bagi pebisnis Wayang Kulit. Karena harganya tergolong mahal, sehingga peminat atau pembelinya tidak ada.
Seperti yang dikatakan oleh Heppy Firman Handri, sejak empat hari mulai tanggal 3 hingga kini, produk yang dipamerkan sama sekali belum terjual alias tidak ada yang laku.
“Kalau Wayang, itu lakunya bukan dari pameran atau event kayak gini,” kata Heppy, di stand Wayang Kulitnya, Minggu (7/11/2021).
Menurutnya, Pameran seperti ini (Wayang Kulit) sangat langka dilakukan, bahkan nyaris tidak ada. Sebab harganya memang tergolong mahal. kalau bukan kolektor tidak akan beli.
“Harga per satu biji Wayang harganya Rp750. Harga segitu bagi orang awam kan berat,” terang Heppy.
Seniman, kesenian asli jawa ini
menjelaskan, seharusnya pameran Wayang Kulit akan mudah laku, jika festival yang digelar diikuti oleh Seniman yang sama.
“Saya kurang sependapat, kalau pemerannya kayak gini (Festival UMKM dan budaya), tetapi jika peserta pamerannya itu, para seniman Wayang, itu lebih cocok,” jelasnya.
Oleh karena itu, Heppy mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam Festival Deso tersebut, hanya sebatas berpartisipasi.
“Intinya, kami mengikuti seperti ini, tujuannya bukan untuk jual beli. Tetapi hanya sebatas partisipasi. Karena, menurut Pemerintah Desa, Wayang Kulit di anggap sebagai produk unggulan.” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia acara Festival Deso di Desa Dukuh Dempok Kholiq tidak bisa ditemui, bahkan di hubungi lewat saluran Whatshapp tidak diangkat, padahal berdering.
Sementara, wartawan Pelitaonline.co mencoba kirim pesan Whatshapp , hingga berita ini terbit, belum juga dibalas. (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News