Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Rupiah di Ujung Tanduk: Mengapa Nilai Tukar Rupiah Melemah dan Apa Dampaknya?

Analis pasar Ariston Tjendra dari Doo Financial Futures memprediksi, “Jika perang dagang AS terus memanas, rupiah bisa tertekan hingga Rp17.500 dalam beberapa minggu ke depan.” Sementara itu, postingan di X oleh @handsmiling pada 6 April 2025 memperingatkan, “Rupiah bisa ke 20k jika siklus krisis besar terulang.”

Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat?

Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat perlu bijak menyikapi situasi. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diambil:

  • Menabung dalam Aset Aman
    Emas atau dolar AS bisa jadi pilihan untuk melindungi nilai kekayaan. “Nabung aset mulai sekarang,” saran @handsmiling di X.
  • Kurangi Ketergantungan pada Impor
    Membeli produk lokal dapat membantu mengurangi tekanan pada rupiah. “Saya mulai beralih ke beras lokal meski harganya naik,” kata Budi Santoso.
  • Pantau Perkembangan Ekonomi
    Mengikuti informasi dari sumber kredibel seperti Bank Indonesia atau Bloomberg bisa membantu membuat keputusan finansial yang tepat.

Harapan di Tengah Badai

Nilai tukar rupiah melemah memang menjadi tantangan besar bagi Indonesia di awal 2025. Kombinasi kebijakan global, dolar yang perkasa, dan masalah domestik menciptakan badai ekonomi yang tidak mudah dilalui. Namun, dengan cadangan devisa yang lebih kuat dan potensi intervensi BI, masih ada harapan untuk pemulihan.

Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama agar rupiah tidak terus terpuruk. Seperti kata Airlangga Hartarto kepada Tribunkaltim.co pada 27 Maret 2025, “Ini hanya sementara.” Tapi, sampai kapan “sementara” ini berlangsung? Hanya waktu yang bisa menjawab.

 

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3Tampilkan Semua
Berita Serupa
Exit mobile version