
Berita Terkini – Pada tanggal 7 April 2025, nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh level terendah dalam 27 tahun terakhir, mencapai Rp17.171 per dolar AS menurut kontrak Non-Deliverable Forward (NDF) yang dilaporkan oleh Bloomberg. Angka ini bahkan lebih buruk dibandingkan krisis moneter 1998, saat rupiah sempat terpuruk di Rp16.650 per dolar AS.
Masyarakat Indonesia pun mulai gelisah, terutama setelah libur Lebaran 2025 yang seharusnya menjadi momen penuh optimisme malah diwarnai oleh anjloknya nilai tukar. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa rupiah terus tertekan, dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan sehari-hari?
Pelemahan rupiah saat ini dipicu oleh kombinasi faktor eksternal dan internal yang saling berkaitan. Berikut adalah beberapa penyebab utama berdasarkan data terbaru:
Ketika nilai tukar rupiah melemah, efeknya langsung terasa di berbagai sektor. Berikut adalah beberapa dampak yang mulai terlihat:
Bank Indonesia (BI) telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan intervensi demi menstabilkan rupiah. “Kami punya cadangan devisa Rp154,5 miliar per Februari 2025, jauh lebih kuat dibandingkan 1998,” kata pejabat BI kepada Reuters pada 26 Maret 2025. Meski begitu, tekanan global dan domestik membuat upaya ini cukup menantang.
Analis pasar Ariston Tjendra dari Doo Financial Futures memprediksi, “Jika perang dagang AS terus memanas, rupiah bisa tertekan hingga Rp17.500 dalam beberapa minggu ke depan.” Sementara itu, postingan di X oleh @handsmiling pada 6 April 2025 memperingatkan, “Rupiah bisa ke 20k jika siklus krisis besar terulang.”
Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat perlu bijak menyikapi situasi. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diambil:
Nilai tukar rupiah melemah memang menjadi tantangan besar bagi Indonesia di awal 2025. Kombinasi kebijakan global, dolar yang perkasa, dan masalah domestik menciptakan badai ekonomi yang tidak mudah dilalui. Namun, dengan cadangan devisa yang lebih kuat dan potensi intervensi BI, masih ada harapan untuk pemulihan.
Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama agar rupiah tidak terus terpuruk. Seperti kata Airlangga Hartarto kepada Tribunkaltim.co pada 27 Maret 2025, “Ini hanya sementara.” Tapi, sampai kapan “sementara” ini berlangsung? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News