Nasib Vevo Sekarang, Masih Relevan atau Tenggelam di Era Streaming?

Date:

- Advertisement -

Faktor yang Menggoyang Dominasi Vevo

Nasib Vevo sekarang dipengaruhi oleh banyak hal. Pertama, YouTube sebagai mitra utama Vevo justru jadi saingan. Banyak artis kini lebih suka unggah konten langsung di channel pribadi mereka, tanpa embel-embel Vevo. Kedua, platform streaming seperti Spotify dan Apple Music mengalihkan perhatian dari video musik ke audio streaming. Ketiga, TikTok mengubah cara orang konsumsi musik—kini klip pendek lebih populer ketimbang video musik panjang.

Data dari Statista (2024) menunjukkan:

  • Penonton video musik di YouTube turun 12% sejak 2020.
  • TikTok menyumbang 40% penemuan musik baru di kalangan Gen Z.

Selain itu, Vevo sempat tersandung masalah internal. Pada 2018, CEO Erik Huggers mundur, dan perusahaan kesulitan menentukan arah baru. Pendapatan iklan yang bergantung pada YouTube juga tergerus karena persaingan ketat. Jadi, apa yang dilakukan Vevo untuk bertahan?

Strategi Vevo Menghadapi Tantangan

Meski tertekan, Vevo tidak tinggal diam. Nasib Vevo sekarang bergantung pada strategi adaptasi mereka. Pertama, Vevo memperluas distribusi ke platform lain seperti Roku, Amazon Fire TV, dan Pluto TV. Kedua, mereka fokus pada konten eksklusif, seperti seri Vevo Originals yang menampilkan wawancara artis dan live performance. Ketiga, Vevo mulai merambah iklan programatik untuk tingkatkan pendapatan.

Langkah Vevo yang patut diacungi jempol:

  • Ekspansi ke TV terhubung: Vevo kini hadir di 30% rumah tangga AS via smart TV (data: Nielsen, 2024).
  • Konten lokal: Vevo menyesuaikan playlist untuk pasar tertentu, seperti K-Pop di Asia.
  • Kemitraan baru: Kolaborasi dengan brand seperti Pepsi untuk sponsor konten.

Namun, tantangan tetap ada. Vevo harus bersaing dengan algoritma YouTube yang lebih mengutamakan konten viral ketimbang video musik resmi. Lalu, bagaimana performa Vevo saat ini?

Kondisi Terkini Vevo Berdasarkan Data

Nasib Vevo sekarang bisa dilihat dari angka. Menurut laporan Variety (Oktober 2024), Vevo masih mencatatkan 25 miliar penayangan global per bulan. Angka ini memang turun dari puncaknya, tapi tetap impresif. Di AS, Vevo mengklaim 60% penontonnya berusia 18-34 tahun, segmen yang sangat diincar pengiklan. Pendapatan iklan mereka juga naik 15% tahun ini berkat ekspansi ke TV terhubung.

Namun, ada catatan kritis:

  • Pangsa pasar Vevo di video musik turun dari 40% (2018) jadi 25% (2024).
  • Engagement di aplikasi Vevo jauh kalah dibandingkan Spotify atau TikTok.

X juga ramai membahas Vevo. Banyak pengguna bilang logo Vevo di video musik terasa “kuno” dan kurang relevan bagi Gen Z. Meski begitu, beberapa artis indie masih mengandalkan Vevo untuk promosi karena jangkauannya yang luas. Jadi, apa art accompanying semua ini?

Prediksi Masa Depan Vevo

Ke depan, nasib Vevo sekarang bergantung pada kemampuan mereka berinovasi. Jika ingin bertahan, Vevo harus lebih agresif merangkul tren. Misalnya, membuat konten pendek ala TikTok atau integrasi dengan platform audio seperti Spotify. Kolaborasi dengan influencer atau kreator konten juga bisa jadi jalan. Selain itu, Vevo perlu memperkuat identitas brand agar tak sekadar “pelengkap” di YouTube.

Redaksi Pelita
Redaksi Pelitahttps://Pelitaonline.co
Pengarang dan Penerbit di Website Pelita Online dan Sawah Maya

Baca Selengkapnya

 

×

Exit mobile version