Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Musim Kemarau 2025: Kapan Puncaknya dan Mengapa Hujan Masih Sering Turun?

Berita Terkini – Musim kemarau selalu menjadi perhatian di Indonesia karena dampaknya yang luas, mulai dari pertanian hingga ketersediaan air bersih. Berdasarkan prediksi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2025 diproyeksikan membawa dinamika cuaca yang menarik.

Meski sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami kekeringan, hujan masih sering turun di beberapa daerah. Artikel ini akan membahas kapan puncak kemarau terjadi, mengapa hujan masih kerap hadir, serta tren terkini yang perlu Anda ketahui.

Kapan Puncak Musim Kemarau 2025?

BMKG telah merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa musim kemarau 2025 akan memiliki puncak yang bervariasi di berbagai wilayah Indonesia. Secara umum, puncak kekeringan diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus 2025. Namun, ada perbedaan waktu di beberapa zona musim (ZOM):

  • Juni 2025: Wilayah seperti sebagian Sumatera Selatan bagian barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi mencapai puncak kemarau lebih awal.
  • Juli 2025: Daerah seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan sebagian Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada bulan ini.
  • Agustus 2025: Sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa Tengah, Bali, dan Papua, akan menghadapi puncak kemarau. Ini adalah periode ketika curah hujan berada pada titik terendah.

Data BMKG menunjukkan bahwa 416 ZOM (60%) akan mengalami kemarau dengan sifat normal, 185 ZOM (26%) lebih basah dari biasanya, dan 98 ZOM (14%) lebih kering. Artinya, meski puncak kemarau terjadi, intensitas kekeringan tidak akan seragam di seluruh wilayah. Di Sumatera dan Kalimantan, misalnya, durasi kemarau diprediksi lebih singkat dibandingkan wilayah lain seperti Sulawesi, yang bisa mencapai lebih dari 24 dasarian (2 bulan).

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3
Berita Serupa