Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Motif Kakek Bacok Tetangga: Tragedi Berdarah di Bojonegoro

Berita Terkini – Tragedi berdarah mengguncang Desa Kedungadem, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (29/4/2025) subuh. Seorang pria bernama Sujito (67) tega membacok tiga tetangganya di Musala Al-Manar saat mereka hendak salat subuh. Satu korban tewas, dua lainnya kritis. Motif Kakek bacok tetangga ini ternyata berakar dari sengketa tanah yang memicu dendam mendalam. Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita ulas secara santai tapi informatif.

Mengapa Tragedi Ini Terjadi?

Motif Kakek bacok tetangga di Bojonegoro ini bukan sekadar konflik biasa. Sujito, pelaku, merasa sakit hati karena tanah pribadinya dijadikan jalan umum oleh korban utama, AA, yang menjabat sebagai Ketua RT. AA, mantan Sekretaris Camat Kedungadem, diduga memainkan peran dalam keputusan itu, yang membuat Sujito merasa dirugikan.

Menurut warga, ketegangan soal tanah ini sudah berlangsung lama. Sujito merasa tanahnya “dirampas” tanpa persetujuan. Dendam ini memuncak hingga ia nekat membawa parang ke musala. Tragisnya, aksi brutal ini tak hanya menargetkan AA. Istri AA, Arik Wijayanti (60), dan tetangga lain, Cipto Rahayu (60), juga jadi korban saat mencoba membantu.

Faktor yang Memicu Kekerasan

  • Sengketa Tanah: Tanah pribadi Sujito dijadikan jalan umum, memicu rasa kehilangan hak.
  • Dendam Pribadi: Konflik dengan AA, yang berstatus Ketua RT, membuat Sujito merasa dipermalukan.
  • Emosi Tak Terkendali: Ketegangan lama memuncak hingga Sujito bertindak impulsif.
  • Kurangnya Mediasi: Tidak ada penyelesaian damai yang efektif sebelum kejadian.

Latar Belakang Tragedi dan Motif Kakek bacok tetangga

Bojonegoro, kabupaten di Jawa Timur, dikenal dengan kekayaan alamnya, terutama minyak dan gas. Namun, sengketa tanah sering jadi masalah di wilayah ini. Desa Kedungadem, tempat kejadian, adalah desa kecil yang mayoritas warganya petani. Konflik soal tanah bukan hal baru. Banyak warga terlibat perselisihan serupa karena lahan adalah aset berharga.

Dalam kasus ini, motif Kakek bacok tetangga terkait tanah menunjukkan betapa sensitifnya isu kepemilikan di desa. Tanah bukan cuma soal ekonomi, tapi juga harga diri. Ketika tanah Sujito dijadikan jalan umum, ia merasa martabatnya diinjak. Sayangnya, emosi ini berujung pada tindakan keji yang mengguncang kedamaian desa.

Tanggapan Kepolisian: Cepat dan Tegas

Polres Bojonegoro bergerak cepat usai kejadian. Sujito berhasil ditangkap tak lama setelah pembacokan. Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adji Sudarmono, mengungkapkan bahwa motif Kakek bacok tetangga ini adalah dendam terkait sengketa tanah. Polisi kini mendalami kasus ini untuk memastikan semua fakta terungkap.

Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Musala Al-Manar. Parang yang digunakan Sujito disita sebagai barang bukti. Dua korban yang selamat, Arik Wijayanti dan Cipto Rahayu, dirawat intensif di RSUD Sosodoro Djatikusumo. Sementara itu, AA dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Langkah Kepolisian

  • Penangkapan Pelaku: Sujito diamankan untuk mencegah kabur atau aksi lanjutan.
  • Pemeriksaan TKP: Polisi mengumpulkan bukti di musala, termasuk bercak darah dan parang.
  • Investigasi Motif: Fokus pada sengketa tanah dan riwayat konflik Sujito dengan korban.
  • Pengamanan Wilayah: Patroli ditingkatkan untuk menenangkan warga.

Polisi juga mengimbau warga melaporkan potensi konflik serupa lebih awal. “Jangan sampai masalah kecil berujung tragedi,” ujar AKP Bayu, seperti dikutip dari Kompas.com.

Reaksi Warga: Syok dan Ketakutan

Warga Desa Kedungadem masih trauma dengan kejadian ini. Musala, tempat yang seharusnya jadi simbol kedamaian, berubah jadi saksi kekerasan. Suyanto, warga setempat, menceritakan bagaimana Sujito masuk musala sekitar pukul 04.15 WIB dengan parang. “Dia tiba-tiba menyerang. Pak Cipto yang coba melerai malah kena bacok,” katanya.

Banyak warga menyebut Sujito biasanya pendiam, tapi dikenal keras kepala soal tanah. Postingan di X juga ramai membahas kejadian ini. Salah satu akun menyebut Sujito sempat berteriak soal “mafia tanah” usai membacok, menunjukkan kemarahannya yang mendalam. Namun, warga lain menyesalkan kenapa konflik ini tak diselesaikan secara damai.

Sentimen Warga

  • Kecaman: Banyak yang menyayangkan tindakan Sujito, terutama karena terjadi di musala.
  • Ketakutan: Warga khawatir ada konflik lanjutan atau balas dendam.
  • Seruan Mediasi: Ada desakan agar pemerintah desa lebih aktif menyelesaikan sengketa tanah.

Isu Sengketa Tanah: Tren yang Mengkhawatirkan

Sengketa tanah bukan cuma masalah di Bojonegoro. Di banyak daerah di Indonesia, konflik serupa sering berujung kekerasan. Data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang menyebutkan ada ribuan kasus sengketa tanah setiap tahun, banyak di antaranya melibatkan warga biasa. Media sosial, termasuk X, juga ramai membahas isu ini, dengan tagar seperti #SengketaTanahBerdarah muncul usai kejadian di Bojonegoro.

Kasus motif Kakek bacok tetangga ini jadi pengingat bahwa mediasi sangat penting. Pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan kepolisian perlu bekerja sama untuk mencegah konflik serupa. Pelatihan resolusi konflik atau penyuluhan hukum agraria bisa jadi solusi jangka panjang.

Apa yang Bisa Dipelajari?

Kejadian di Bojonegoro bukan sekadar berita kriminal. Ini cerminan betapa rapuhnya hubungan antarwarga jika emosi dan konflik tak dikelola. Motif Kakek bacok tetangga yang berakar dari sengketa tanah menunjukkan perlunya komunikasi dan penyelesaian damai. Warga tak boleh main hakim sendiri, apalagi sampai mengorbankan nyawa.

Bagi masyarakat, kasus ini juga jadi alarm. Jika ada ketegangan soal tanah atau masalah lain, segera cari bantuan pihak berwenang atau tokoh masyarakat. Jangan biarkan dendam menguasai. Untuk pemerintah, ini saatnya memperkuat sistem penyelesaian sengketa tanah, terutama di desa-desa.

Tragedi di Musala Al-Manar meninggalkan luka mendalam bagi warga Kedungadem. Namun, dari kejadian ini, kita bisa belajar untuk lebih bijak menghadapi konflik. Semoga tak ada lagi motif Kakek bacok tetangga yang berujung darah di masa depan.

 

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa