
Fenomena ani-ani mulai mencuat pada Oktober 2023, dipicu oleh unggahan di media sosial seperti Twitter (sekarang X) dan TikTok. Akun Twitter @dewahoya menyebut ani-ani sebagai “simpanan laki-laki dewasa high class yang hidup mewah dan eksis”. Sementara itu, akun TikTok @haipudak memberikan penjelasan yang lebih terperinci, yang kemudian menjadi viral.
Pada 2025, istilah ini kembali trending, sebagian karena konten-konten yang mengaitkannya dengan dunia politik menjelang Pemilu 2024. Konten di mana ani-ani dikaitkan dengan calon legislatif (caleg) kembali viral. Video seperti yang diunggah oleh akun @clownofbali, berjudul “Cemilan gadun di setiap daerah”, memperlihatkan ani-ani dalam konteks “business meeting” yang glamor.
Popularitas ani-ani juga didorong oleh algoritma TikTok yang mempromosikan konten viral melalui FYP. Penggunaan hashtag seperti #aniani, #gadun, dan #sugarbaby membuat istilah ini menyebar cepat, terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang aktif di platform tersebut.
Meskipun ani-ani menjadi bahan perbincangan yang menarik, istilah ini juga memicu kontroversi. Berikut adalah beberapa dampak dan pandangan terkait fenomena ini:
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News