BOLA – Manchester United kembali mengalami pukulan telak di akhir musim setelah gagal mengamankan gelar Liga Europa. Kekalahan ini bukan hanya mengecewakan para suporter, tetapi juga berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan klub yang sudah cukup tertekan.
Kerugian Finansial Manchester United Akibat Gagal ke Liga Champions
Salah satu dampak paling nyata adalah hilangnya kesempatan Manchester United untuk bermain di Liga Champions musim depan. Padahal, keikutsertaan di kompetisi bergengsi tersebut bisa memberikan pemasukan hingga £100 juta (sekitar Rp2 triliun) dari berbagai sumber, seperti hadiah uang dari UEFA, pendapatan tiket, hak siar, hingga bonus dari sponsor. Tanpa kehadiran di Liga Champions, semua potensi pendapatan ini pun harus dihapus dari buku keuangan klub.
Sanksi Sponsorship dari Adidas untuk Manchester UnitedÂ
Masalah finansial United semakin diperparah dengan klausul dalam kontrak sponsorship terbaru bersama Adidas. Sebelumnya, jika United gagal lolos ke Liga Champions selama dua musim berturut-turut, nilai sponsorship akan dipotong hingga 30%. Namun, dalam perjanjian baru yang mulai berlaku pada 2025, penalti langsung diterapkan setiap kali United absen dari Liga Champions. Nilai sponsorship tahunan yang semula mencapai £90 juta (sekitar Rp1,8 triliun) akan berkurang menjadi £80 juta per musim, sehingga klub kehilangan £10 juta (sekitar Rp200 miliar) setiap kali gagal lolos ke kompetisi elit Eropa.
Meski begitu, kontrak ini juga menyediakan bonus hingga £4,6 juta per tahun jika tim putra maupun putri United meraih prestasi di kompetisi domestik atau Eropa. Namun, bonus tersebut tetap tidak sebanding dengan kerugian akibat gagal ke Liga Champions.
Potongan Gaji Pemain Manchester UnitedÂ
Selain kehilangan pendapatan dari kompetisi dan sponsor, United juga menerapkan klausul khusus dalam kontrak para pemainnya. Jika klub gagal lolos ke Liga Champions, gaji pemain akan dipotong hingga 25%. Klausul ini sudah berlaku pada banyak pemain, meski beberapa kontrak lama mungkin tidak memuat ketentuan ini.
Dampaknya sangat terasa, terutama bagi pemain-pemain dengan gaji tinggi. Misalnya, Cristiano Ronaldo dan David de Gea pernah mengalami pemotongan gaji signifikan ketika United absen dari Liga Champions. Gaji Ronaldo yang semula mencapai £385.000 per minggu bisa turun menjadi sekitar £288.000, sementara De Gea juga mengalami penurunan dari £375.000 menjadi sekitar £281.000 per minggu.
Bahkan, kabar terbaru menyebutkan bahwa penjaga gawang Andre Onana sempat terkejut dengan potongan gaji ini dan sempat membicarakannya dengan direktur olahraga klub, Dan Ashworth. Klausul ini menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen baru United di bawah kepemimpinan INEOS, yang berusaha menata ulang struktur gaji agar lebih efisien dan tetap mampu menarik bakat-bakat top dunia.
Tantangan di Masa Depan bagi Manchester UnitedÂ
Kegagalan di Liga Europa dan absennya United dari Liga Champions musim depan akan membuat klub menghadapi tantangan besar dalam hal keuangan dan daya tarik di bursa transfer. Tanpa pendapatan dari kompetisi elit, United harus berhemat dan memperbaiki manajemen keuangan agar tidak melanggar aturan keuangan UEFA.
Selain itu, klub juga harus bekerja keras menjaga motivasi dan performa pemain di tengah pemotongan gaji serta tekanan dari suporter yang mengharapkan perubahan besar. Semua ini menjadi tugas berat bagi manajemen, pelatih, dan para pemain Manchester United untuk segera bangkit dan kembali bersaing di papan atas sepak bola Eropa.(UA/Red)