
JEMBER, Pelitaonline.co – Sejumlah mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Unmuh Jember (UMJ) mengandeng, NGO (Non Government Organitation) Tanoker untuk membuat MOU (Memorandum Of Understanding ) Pemerintahan Kolaboratif pada desa Slateng Kecamatan Ledok Ombo.
Acara MOU (kerja sama) yang dikemas dalam kegiatan FGD (Focus Gorup Discussion) di Hadiri oleh Camat Ledok Ombo, Perwakilan Tanoker, Plt Kades Slateng, Dosen Prodi Ilmu Pemerintah FISIP Unmuh Jember, dan lima orang mahasiswa antara lain; Fikri, Aditya, Yana, Era dan Mitha.
Alasan menggandeng Tanoker, menurut Aditya (22) koordinator Mahasiswa praktik kerja MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka), bahwa, NGO Tanoker di Kecamatan Ledok Ombo telah memiliki kiprah yang luas dalam hal pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, nama Tanoker sendiri sudah menasional dan komitmennya memajukan masyarakat Ledok Ombo sudah tidak diragukan lagi, “Hal itulah, membuat kami menggandeng Tanoker untuk mengawal kerja sama Tata Pemerintahan Kolaboratif ini. Tujuan MOU ini agar pelaku UMKM di Desa Slateng kuat dalam permodalan dan pemasaran,” ucapnya. Rabu (28/7/2021).
MOU atau kerja sama Tata Pemerintahan Kolaboratif ini, lanjut Aditya, merupakan kerja sama antara tiga pihak; yaitu Pemerintah Desa Slateng, Pelaku Usaha UMKM Slateng dan Tanoker. Isinya supaya pemerintah desa menguatkan permodalan UMKM, sedang Tanoker sebagai pihak wirausahawan sosial akan membina SDM UMKM serta meningkatkan kualitas produk UMKM dan meluaskan jaringan pemasarannya.
“Untuk sementara, yang ikut MOU di Desa Slateng masih 2 kelompok UMKM. Karena MOU ini bersifat Fleksibel. Kedepannya diharapkan lebih banyak lagi, untuk sementara yang ikut MOU, pelaku UMKMnya dari pengrajin Batik Tulis dan pengrajin rumah tangga,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Devisi Usaha Tanoker Sutopo menerangkan, terkait dengan MOU Tata Pemerintahan Kolaboratif mahasiswa yang menggandeng pihak Tanoker. Semakin banyak pihak yang terlibat dalam MOU ini, maka akan semakin cepat menumbuhkembangkan UMKM yang ada di Desa Slateng.
“Dengan cepatnya pertumbuhan dan perkembangan UMKM, maka, masyarakat desa Slateng akan lebih banyak lagi mendapat manfaat ekonominya,” jelas dia.
Tonoker sendiri mengharapkan, MOU ini akan menghasilkan lebih banyak lagi produk-produk lokal desa terjual di pasar. Karena selama ini, yang menjadi kendala yang dihadapi pelaku UMKM, desa dihadapkan dengan biaya produksi yang tinggi, sementara saat dijual di pasar harganya menjadi terlampau tinggi.
“Misalnya pada produksi Batik Tulis di Desa Slateng. Kendala produksinya masih menggunakan alat manual. Sehingga harga jualnya menjadi tinggi, karena tidak bisa memproduksi lebih banyak lagi,” terang dia.
Oleh karena itu dengan adanya MOU ini, kendala-kendala yang dihadapi, seperti pada UMKM Batik Tulis itu lekas teratasi. Sehingga, alat produksinya tidak manual lagi dan bisa memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak dan cepat.
Sementara itu, sebelum lembar MOU ditandatangani, Camat Ledok Ombo, M. Najmul Huda, S.ST, menyambut baik adanya MOU tersebut. Alasannya, kegiatan praktik kerja mahasiswa MBKM yang menghasilkan MOU itu, merupakan kegiatan inovatif, untuk itu pihak kecamatan akan mensuport pelaksanaan teknisnya nanti, yakni, berupa pembinaan dan penguatan moralnya.
“Kami akan support terkait dengan MOU ini. Ya, support moril dan pembinaan tentunya,” tegas Huda.
Senada, Plt Kades Slateng Samsuri akan mensupport penuh implementasinya. Supaya tujuan dari MOU itu cepat tercapai. Karena itu, dia akan merekomendasikan isi MOU tersebut masuk ke dalam Musyawarah Desa RKPdes (Rencana Kerja Pemerintah Desa) pada tahun ini.
“Saya akan mendukung penuh MOU ini. Untuk itu akan saya masukkan ke RKPDesa. Saya akan rapatkan dengan BPD. Kalau ada kesepakatan, tentunya, eksekusinya (MOU) ada di tahun 2022,” ungkapnya. (Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News