
Berita Terkini – Pasar saham Indonesia sedang berada di persimpangan yang kritis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebagai barometer utama kesehatan pasar modal Tanah Air, menunjukkan volatilitas tinggi di awal April 2025. Berdasarkan data terbaru per 8 April 2025, IHSG mengalami tekanan signifikan yang dipicu oleh kombinasi faktor global dan domestik. Apa yang sedang terjadi dengan IHSG saat ini? Bagaimana tren terbaru memengaruhi investor? Mari kita ulas kondisi terkini IHSG dengan data kredibel dan analisis mendalam.
Hingga penutupan perdagangan pada 7 April 2025, IHSG dilaporkan berada di level 5.912,06, turun drastis sebesar 9,19% dari posisi 6.510,62 pada 27 Maret 2025. Penurunan ini bahkan memicu trading halt sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena anjlok lebih dari 5% dalam sehari. Data dari CNBC Indonesia menunjukkan bahwa volatilitas ini adalah yang terparah sejak Februari 2025, ketika IHSG sempat menyentuh level terendah 6.300.
“Pasar sedang berada dalam fase ketidakpastian tinggi. Investor asing terus menarik dana mereka, dan ini memperburuk situasi,” ujar Iman Rachman, Direktur Utama BEI, dalam wawancara dengan Kompas pada akhir Februari lalu. Meski pernyataan itu disampaikan beberapa minggu lalu, kondisinya masih relevan hingga hari ini.
Pada 8 April 2025, pukul 12:09 WITA, IHSG diperkirakan membuka perdagangan di kisaran 6.055, menurut prediksi analis pasar yang diunggah di platform X. Namun, sentimen negatif terus mendominasi. Tekanan ini tidak hanya terasa di angka indeks, tetapi juga di nilai tukar rupiah yang melemah ke level 16.709 per dolar AS.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News