Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Kisah Pilu Pengusaha “Sandal Santri” Rowosari Dimasa Pandemi

Muhammad Taufik bersama Istrinya pengusaha Sandal Ala Santri asal Desa Rowosari menunjukkan hasil produksinya. (Foto: Istimewa)

JEMBER, Pelitaonline.co – “Sandal Santri”, begitulah sebutan yang pas untuk menamakan produk sandal spon miliknya pengerajin Muhammad Taufik (41) asal Desa Rowo Sari Kecamatan Sumberjambe.

Taufik mengaku, awalnya memproduksi sandal spon dengan ukiran nama pemiliknya itu, terinspirasi oleh kehidupan nyata dipesantren.

Biasanya anak-anak santri akan mengukir alas sandal jepit yang baru dibeli dengan nama dirinya. Tujuannya, supaya tidak tertukar dengan sandal temannya. Kebiasaan ini sudah berlangsung lama dan membudaya di pesantren.

Tanpa disadari oleh Taufik, sandal ala santrinya itu ternyata semakin hari semakin banyak pemesannya. Sehingga dia bersama isterinya harus menjual mobil panther 93-nya untuk  modal membeli alat produksi yang memadai.

Namun, hasil penjualan Mobil itu pun tidak cukup untuk membeli semua alat produksi yang dibutuhkan. Terpaksa ia pun masih harus meminjam pada saudaranya sebesar 10 juta untuk menambah pembelian alat.

“Mobil saya laku 25 juta, karena tak cukup untuk membeli alat seperti, mesin jahit, mesin pemotong, belanja bahannya dan lain-lain yang harganya 35 juta, saya pinjam ke saudara 10 juta,” ujar Taufik.

Alhasil, saat memulai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)-nya pada bulan Januari, dalam sehari ia mampu memproduksi sandal santri khas miliknya, minimal 20 sampai 50-an.

“Rata rata sebulan bisa mencapai penghasilan yang cukup untuk menopang ekonomi keluarga,” katanya.

Namun tak Berselang 4 bulan berjalan, badai pandemi Covid 19 pun datang menyerang negara ini. Sejak itulah  usaha UMKM nya mulai terseoak-seok atau bahkan bisa dikatakan mati suri.

“Sekarang hanya bisa membuat sandal 10 saja sehari sudah sangat beruntung bagi kami. Kalau biasanya sebelum pandemi pesanan sandal mencapai hingga 70 -100 unit.” ucapnya dengan nada sedih.

Sandal santri milik Taufik ini hanya diproduksi berdasar pesanan pembeli. Setiap sandal yang selesai dibuat harganya 50 ribuan.  Selisih 5 ribu dengan harga sandal yang sama dipasar. Namun dari segi kualitasnya sangat tidak sebanding dengan sandal santri ini.

Menurut Taufik, keunggulan sandalnya, setiap pembeli akan diberi garansi service selama 1 bulan. Garansi ini berupa perbaikan jika ada tali sandalnya yang putus, mengelupas dan lain lain.

Namun diluar garansi, untuk ongkos perbaikannya dikenai biaya 15 ribu. Bahkan jika ada sandal santri yang hilang sebelah karena hilang, maka bisa dibuatkan lagi, asalkan kondisi sandal sebelahnya masih bagus.

“Terkadang kan ada teman-teman santri yang nakal, menyembunyikan sandal sebelah milik temannya, nah itu bisa kami buatkan lagi yang hilang itu. Asalkan masih kondisi bagus,” ungkapnya.

Selain tertulis nama si pembelinya, sandal santri ini dari segi bahan dasarnya, berkualitas sangat tebal dan tahan air. Sehingga, saat dipakai oleh penggunanya sangat kuat dan tahan lama untuk beraktifitas apa saja. (Awi/Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa