Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Kepercayaan Masyarakat Belum Terbentuk, Pembangunan Pabrik Pupuk Organik Bakal Sia-sia

Anggota Komisi B DPRD Jember di Rapat dengar Pendapat bersama HKTI dan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Program Pembangunan Pabrik Pupuk Organik bakal sia-sia. (foto: Nawawi)

JEMBER, Pelitaonline.co – Program pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang akan membangun pabrik pupuk organik, terkesan akan sia-sia. Pasalnya kepercayaan masyarakat belum ada terhadap produk itu terbentuk.

Buktinya, pupuk organik milik distributor hingga kini, tidak begitu dibeli oleh petani. Artinya program tersebut kurang menarik untuk dilakukan dan terkesan kurang tepat, buktinya masyarakat masih memilih pupuk kimia.

Demikian dikatakan Nyoman Aribowo, salah satu anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember dalam rapat dengar pendapat , Rabu (19/1/2022) di ruang Banmus.

“Coba lihat, pupuk organik milik teman-teman distributor, laku nggak, di kios-kios saja banyak yang menolak untuk beli. la wong program salah, kok kita mau diikuti,” cetus Nyoman.

Sebenarnya, tambah Nyoman, petani maupun peternak itu bisa buat pupuk organik, tetapi prosesnya lama, jangan sampai program yang kita buat itu  justru salah.

Legislator asal PAN khawatir, program tersebut hanya membuang anggaran, karena dana untuk pembuatan pabrik pupuk organik besar yakni mencapai 2 Miliyar. “Jangan sampai nanti program ini, seperti tong kosong nyaring bunyinya,” terangnya

Hal senada juga dikatakan Jumantoro, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember, Dia menyebut program itu terkesan seperti besi tua yang manfaatnya, tidak bisa dirasakan secara cepat.

“Lebih baik anggaran untuk program tersebut, digunakan untuk pemberdayaan Gapoktan yang ada di desa-desa, yang sekarang sedang mengembangkan pembuatan pupuk organik,” jelasnya

Jumantoro berpandangan, alangkah baiknya, anggaran pembuatan pabrik, dialokasikan untuk peningkatan jumlah pupuk bersubsidi, yang kini sangat dibutuhkan masyarakat.

“Atau digunakan bagaimana pupuk non subsidi, memiliki harga Subsidi,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember Imam Sudarmaji mengaku bahwa para petani, memang belum begitu tertarik terhadap pupuk organik.

“Jadi tanaman mereka kasih Urea terus, agar cepat hijau, tapi jika itu dilakukan akan membawa dampak buruk, terhadap kondisi tanah kita,” ujarnya.

Nah, program pembangunan  pabrik pupuk organik di Kecamatan Silo dan Wuluhan ini, sebagai langkah pemerintah dalam mengedukasi masyarakat supaya tidak bergantung pada bahan kimia dalam bercocok tanam.

“Pembangunan pabrik ini sebagi pemberian edukasi dalam penggunaan pupuk hayati, dan akan kita kawal sertifikasinya, supaya petani mau,” terang Imam.

Oleh karena itu, Pembangunan pabrik pupuk organik ini sambung Imam dalam waktu dekat akan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD), terkait desain bangunan gedung dan fasiltas didalamnya.

“Targetnya produksi pupuk organik tersebut, sekitar 3 hingga 5 ton perhari dan bahan bakunya juga dari petani.” Pungkasnya. (Awi/Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa
Exit mobile version