
Berita Terkini – Kanker serviks jadi momok menakutkan bagi perempuan di Indonesia. Setiap tahun, kasus baru kanker serviks mencapai lebih dari 36.000, menjadikannya kanker kedua terbanyak setelah kanker payudara. Ironisnya, 70% kasus baru ini terdeteksi pada stadium lanjut, saat pengobatan sudah sulit. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak tinggal diam. Bersama perusahaan dan inovasi terkini, mereka gencar memerangi penyakit ini. Apa saja langkah mereka? Simak ulasan berikut!
Kemenkes serius menangani kasus baru kanker serviks. Pada 24 April 2025, Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menyuarakan keprihatinan atas tingginya angka kasus. “Kita harus bertindak cepat. Deteksi dini dan pencegahan adalah kunci,” ujarnya dalam diskusi “Reafirmasi Komitmen Eliminasi Kanker Serviks”.
Kemenkes meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Serviks 2023-2030. Program ini punya empat pilar: skrining, vaksinasi HPV, pengobatan pra-kanker, dan edukasi. Targetnya ambisius, sesuai strategi WHO 90-70-90:
Mulai 2025, skrining HPV DNA akan terintegrasi dalam pemeriksaan kesehatan gratis. Keren, kan? Kemenkes juga bangun laboratorium di setiap kabupaten untuk mempercepat diagnosis, terutama di daerah terpencil.
Tapi, tantangan masih ada. Banyak perempuan malu atau takut skrining karena faktor budaya. Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan, “Perempuan punya hak atas kesehatan mereka. Skrining itu penting, tak perlu izin suami!”
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News