
Berita Terkini – Baru-baru ini, dunia pendidikan di Indonesia dihebohkan dengan kabar seorang guru yang meminta siswanya menggambar alat kelamin sebagai bagian dari ujian Biologi. Kejadian ini terjadi di SMA Negeri 1 Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dan langsung jadi sorotan publik.
Guru minta siswa gambar alat kelamin? Serius? Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, kita kupas tuntas kasus ini!
Kisah ini bermula dari sebuah video yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat siswa SMA sedang menggambar alat kelamin sebagai jawaban ujian Biologi. Video itu ternyata diunggah oleh seorang guru Biologi bernama Wety Yuningsih. Tujuannya? Katanya sih untuk mempermudah siswa memahami materi sistem reproduksi manusia. Tapi, keputusan ini malah berujung kontroversi besar.
Menurut laporan dari Kompas.com, video tersebut diunggah pada April 2025 dan langsung menyebar seperti api. Banyak netizen yang kaget, marah, bahkan mempertanyakan profesionalitas sang guru. Guru minta siswa gambar alat kelamin dianggap terlalu vulgar dan tidak sesuai dengan norma pendidikan. Apalagi, ini melibatkan siswa SMA yang masih di bawah umur.
Wety sendiri akhirnya buka suara. Dalam video klarifikasinya pada 28 April 2025, dia meminta maaf karena dianggap kurang hati-hati. “Saya cuma ingin siswa paham materi reproduksi. Tapi saya akui, posting di media sosial itu salah,” ujarnya. Tapi, apakah permintaan maaf ini cukup untuk meredam amukan publik?
Kabar ini nggak cuma bikin heboh di media sosial, tapi juga sampai ke telinga pejabat tinggi. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung bereaksi keras. “Kalau guru itu ada, besok saya berhentikan!” tegas Dedi dalam wawancara di Gedung DPR, Jakarta, pada 29 April 2025. Menurutnya, tindakan ini nggak mencerminkan semangat pendidikan yang seharusnya.
Reaksi netizen di X juga nggak kalah panas. Banyak yang menganggap tugas ini kelewat batas, tapi ada juga yang membela sang guru. Mereka bilang, pendidikan Biologi memang harus realistis, apalagi soal reproduksi manusia. Salah satu postingan di X dari akun @officialinews_ bahkan menyebut kasus ini sebagai “geger ujian Biologi” yang bikin orang tua murid geleng-geleng kepala.
Namun, di sisi lain, beberapa pakar pendidikan menilai kasus ini menunjukkan kurangnya panduan jelas soal metode pengajaran yang sensitif. Menurut Dr. Ani Susanti, pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, “Guru perlu pelatihan khusus untuk menangani topik sensitif seperti reproduksi. Metode yang salah bisa bikin siswa malah salah paham.”
Oke, sekarang kita coba lihat dari dua sisi. Di satu sisi, Wety mungkin punya niat baik. Dia ingin siswanya paham betul soal anatomi tubuh manusia. Tapi, di sisi lain, caranya dianggap nggak tepat. Kenapa sih ini jadi masalah besar?
Kasus guru minta siswa gambar alat kelamin ini bukan cuma soal kesalahan satu orang. Ini juga cerminan bahwa sistem pendidikan kita perlu diperbaiki, terutama soal cara menyampaikan materi yang sensitif. Berikut beberapa poin yang bisa kita ambil pelajarannya:
Kasus ini juga bikin kita sadar bahwa pendidikan seks di Indonesia masih jadi topik yang pelik. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), banyak sekolah yang masih bingung cara menyampaikan materi reproduksi. Padahal, pendidikan seks yang baik bisa mencegah hal-hal seperti kehamilan remaja atau penyakit menular seksual.
Di era digital, tren pendidikan seks juga mulai bergeser. Banyak platform online yang menyediakan konten edukasi reproduksi dengan bahasa yang lebih santai dan ramah remaja. Misalnya, akun Instagram seperti @edukasiseks_id yang punya ribuan pengikut. Mereka pakai infografis dan video pendek untuk menjelaskan anatomi tubuh tanpa bikin orang risih. Mungkin, guru bisa belajar dari pendekatan ini ketimbang minta siswa gambar alat kelamin secara langsung.
Setelah kasus ini, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Jawa Barat berjanji akan mengevaluasi metode pengajaran Biologi di SMA. Mereka juga akan memberikan sanksi kepada Wety, meski belum jelas apakah dia benar-benar akan dipecat seperti ancaman Dedi Mulyadi.
Tapi, lebih dari sekadar sanksi, kasus ini harus jadi momentum untuk memperbaiki sistem. Guru nggak cuma perlu kreatif, tapi juga bijak dalam memilih metode. Siswa juga berhak dapat pendidikan yang nggak cuma informatif, tapi juga nyaman dan sesuai dengan usia mereka.
Jadi, apa pendapat kamu soal kasus guru minta siswa gambar alat kelamin ini? Apakah ini cuma salah paham atau memang pelanggaran serius? Yang jelas, dunia pendidikan harus terus berbenah agar kejadian serupa nggak terulang.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News