
BANYUWANGI – Parade sound system atau “Sound Horeg” kembali digelar di Desa Sumbersewu, Banyuwangi, pada 5-6 April 2025. Acara tahunan ini diikuti oleh -+ 20 tim dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk Jember, Surabaya, hingga Madura. Mereka memamerkan sound system raksasa yang dipasang di atas truk Fuso dan Colt Diesel. Ribuan penonton memadati lapangan desa, menari dan bernyanyi bersama alunan musik dengan volume mencapai 120 dB, terdengar hingga radius 10 km -+.
Kebanggaan Warga Lokal Paijem Paijem, warga Sumbersewu, menulis di Facebook: “Dari kecil sampai sekarang, tradisi ini tetap terjaga. Dulu takbir pakai speaker keliling; sekarang sound system raksasa. Guyub rukun selalu jadi ciri khas desa kami!”
Semangat Pelestarian Budaya Sugiono Gigin Neo, peserta parade berkomentar: “Harus joooosss horeeeeg gleerrrrr! Jangan sampai tradisi ini punah. Turun-temurun sampai ke anak cucu!”
Kekhawatiran atas Kebisingan Meski mayoritas antusiasme tinggi terhadap acara ini, beberapa netizen mengkritik volume suara yang dinilai mengganggu. Seorang pengguna anonim menyebut: “Kaca rumah saya retak tahun lalu karena bass-nya. Tapi ya, ini harga yang harus dibayar untuk tradisi.”
Biaya Fantastis: Setiap tim mengeluarkan dana antara Rp50 – 150 juta untuk menyewa truk dan sound system secara swadaya.
Teknologi vs Tradisi: Sistem audio modern dipadukan dengan ritual takbir keliling menyambut Idul Fitri menciptakan harmoni budaya unik.
Penilaian Non-Formal: Tidak ada juri resmi; pemenang ditentukan berdasarkan respons penonton terhadap “kekerasan” suara dan kenyamanan pendengaran.
Pemersatu Generasi: Acara ini menjadi ajang silaturahmi antargenerasi; dari anak-anak bermain hingga lansia menikmati musik bersama-sama.
Pendorong UMKM: Sekitar 300 lapak kuliner dan merchandise laris selama acara dengan omzet harian mencapai antara Rp5-10 juta per pedagang.
Identitas Budaya: Menurut penelitian Universitas Jember, Sound Horeg telah menjadi simbol kebanggaan warga Sumbersewu sejak 1994 serta memperkuat kohesi sosial melalui kompetisi sehat.
Infonya Polres Banyuwangi setempat menerjunkan -+ 50 personel untuk mengatur lalu lintas serta mencegah kerusuhan selama acara berlangsung. Kapolsek Muncar AKP Mujiono menegaskan: “Kami prioritaskan keamanan tanpa mengurangi esensi kegembiraan warga.” Pemerintah desa juga membatasi durasi acara hingga pukul 22:00 WIB untuk meminimalisir gangguan kepada masyarakat sekitar.
Parade Sound Horeg 2025 bukan sekadar ajang pesta suara tetapi juga cerminan resistensi budaya lokal dalam era modern saat ini. Meski menuai pro-kontra dari masyarakat luas mengenai dampaknya terhadap lingkungan sekitar, semangat masyarakat Sumbersewu dalam melestarikan tradisi sambil beradaptasi dengan teknologi patut diapresiasi.(*/red)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News