Pada masa itu, permukaan laut global berada 100 meter lebih rendah dari sekarang karena sebagian besar air bumi tersimpan dalam lapisan es gletser.ย Kondisi ini memungkinkan terbentuknya dataran luas yang menyerupai sabana Afrika, dengan padang rumput kering yang diselingi sungai-sungai subur.ย Wilayah yang kini menjadi Laut Jawa, Laut China Selatan, dan Selat Madura dahulu merupakan ekosistem darat yang kaya dan kompleks.
Dr. Sofwan Noerwidi, Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, menegaskan pentingnya penemuan ini: “Ini merupakan bukti pertama persebaran Homo erectus di dataran rendah nan luas paparan Sunda yang saat ini terendam di bawah permukaan laut di Selat Madura”.ย Temuan ini secara fundamental mengubah pemahaman bahwa Homo erectus di Jawa hidup dalam isolasi geografis.
Ekosistem Purba yang Kaya dan Kompleks
Analisis terhadap 6.372 spesimen fosil vertebrata yang ditemukan mengungkap gambaran ekosistem Sundaland yang sangat kaya dan beragam.ย Sungai-sungai purba yang mengalir di wilayah ini dipenuhi dengan berbagai kehidupan akuatik, termasuk ikan, kura-kura air, hiu sungai, dan bahkan kuda nil Asia yang kini telah punah.
Fauna darat yang menghuni dataran Sundaland tidak kalah menakjubkan. Mamalia raksasa seperti gajah purba,ย Stegodonย (sejenis gajah), kerbau air raksasa, rusa besar, dan badak berkeliaran di padang savana yang luas.ย Yang menarik, fosil juga menunjukkan keberadaan Komodo yang pada masa itu mungkin merupakan predator dominan di seluruh dataran, bukan hanya terbatas di beberapa pulau kecil seperti sekarang.
Berghuis menjelaskan bahwa lingkungan ini menyediakan kondisi ideal bagi kehidupan Homo erectus: “Sepanjang sungai, mereka memiliki akses terhadap air, kerang, ikan, tumbuhan yang dapat dimakan, biji-bijian, dan buah-buahan sepanjang tahun”.ย Ketersediaan sumber daya yang melimpah ini memungkinkan populasi Homo erectus berkembang dan menyebar di wilayah yang luas.
Bukti Perilaku Berburu yang Canggih
Salah satu aspek paling revolusioner dari penemuan ini adalah bukti perilaku berburu yang canggih yang ditunjukkan oleh Homo erectus Sundaland. Analisis mikroskopis terhadap tulang-tulang fosil mengungkap adanya bekas sayatan pada tempurung kura-kura air, yang merupakan bukti tertua perburuan kura-kura di Asia Tenggara.
Lebih mengejutkan lagi, para peneliti menemukan bahwa Homo erectus di wilayah ini secara selektif memburu bovid (hewan menyerupai sapi) yang berada dalam kondisi prima dan sehat.ย Strategi berburu ini sebelumnya tidak pernah teramati pada populasi Homo erectus di Jawa, namun dikenal dari spesies manusia yang lebih modern di daratan Asia.
Bukti konsumsi sumsum tulang juga ditemukan melalui analisis tulang-tulang bovid yang pecah dengan pola tertentu.ย Hal ini menunjukkan bahwa Homo erectus Sundaland tidak hanya berburu untuk daging, tetapi juga memiliki pengetahuan untuk mengekstrak nutrisi maksimal dari mangsanya.