JEMBER, Pelitaonline.co- Kembali melancarkan kritikannya di facebook. Sama-sama tentang mobil dinas Bupati Jember. Namun sayang, tulisan Rully Efendi, berulang kali hilang. Ternotifikasi statusnya telah dihapus.
“Saya hitung sudah tujuh kali memosting tulisan running, soal mobil dinas bupati Hendy. Tujuh kali pula hilang begitu saja. Tertulis di notifikasi, status telah dihapus oleh pemiliknya. Padaha saya pemiliknya, tidak pernah menghapusnya,” ungkapnya.
Kepada Pelitaonline.co, dia pun memberikan copy narasi yang dipostingnya di FB. Rully memberi judul : Pandemi, Rakyat Susah Ekonomi – Pakai Uang Rakyat, Bupati Beli Mobil Baru?.
Alinia pertama, dia pun mulai berani mengungkap, bahwa mobil Fortuner yang kemarin diposting di FB-nya, ternyata benar mobil dinas Bupati Jember. Kepastian itu, setelah ada seorang pendukung Hendy, membalas di komentar statusnya, dengan postingan foto STNK mobil tersebut. Meski tak lama kemudian, foto STNK dihapus. “Saya sempat tanya, kok dihapus?,” tulis Rully.
Kata Rully yang sering memakai jargon “Angak Ho”, Toyota Fortuner P 1008 BS, itu harusnya memakai plat merah : P 1 GP. Namun fakta yang ditemukan jejaringnya, saat Bupati Hendy melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Panti, Jumat kemarin, ternyata ada mobil baru seharga hampir setengah miliar. Merk-nya Inova Venturer 2021. “Mobil itu yang ditunggangi Hendy. Nah, di mobil baru itu, plat merah P 1 GP terpasang,” ungkapnya.
Rully menilai, ada kejanggalan. Pertama, ada dua mobil dinas bupati di satu tempat. “Bupatinya hanya ada satu. Mobil dinasnya dua di satu tempat. Kemudian, siapa yang numpang mobil dinas satunya?,” herannya.
Kedua, plat merah dipakai untuk mobil barunya : Inova Venturer 2021. Sementara jejak pencarian info dipenda jatim, diakui dalam datanya, mobil dinas bupati jember, masih fortuner 2.7 V.AT, yang kini sudah diganti plat hitam.
Ketiga, mobil Inova Venturer 2021 seharga hampir setengah miliar per unitnya, dibeli di saat APBD yang dia sodorkan ke Gubernur Jatim, ditolak. Kemudian Jember kembali pakai Perkada.
Dia pun menulis, sepengetahuannya, seperti yang termaktub di PP 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah, harusnya Perkada Jember hanya digunakan untuk belanja daerah, yang sifatnya mengikat dan wajib. “Bukan malah diterobos beli mobil baru. Apalagi di musim pandemi. Rakyat kesusahan ekonomi, bupatinya kok malah beli mobil baru,” sindirnya.
Dia mengajak kepada masyarakat Jember, peka dan aktif melakukan kontrol kepada semua pemimpin, yang mulai tidak mengedepankan sense of crisis. “Mau tanya ke siapa pun, pemimpin harus memiliki kepekaan sosial. Jika sudah mati rasa itu, patut kita teriak bersama,” pungkasnya. (MAM)