Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Cerita Lebaran 2020: Air Mata di Balik Layar Video Call

Momen Video Call ketika lebaran. Sunber : Kompas

PERISTIWA – Idul Fitri 1441 H/2020 menjadi Lebaran yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 yang baru merebak di Indonesia saat itu memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah drastis, mengubah suasana Lebaran yang biasanya penuh keramaian menjadi perayaan yang sarat dengan kekhawatiran dan kesunyian.

Suasana Lebaran 2020 yang Sunyi:

Bayangkan: takbir Idul Fitri yang biasanya menggema meriah di setiap penjuru kampung, kali ini terdengar lebih samar. Aroma masakan Lebaran yang biasanya memenuhi setiap rumah, terasa lebih redup karena banyak keluarga yang membatasi jumlah anggota keluarga yang memasak dan makan bersama.

Silaturahmi yang biasanya dipenuhi pelukan dan jabat tangan, digantikan dengan sapaan jarak jauh dan salam virtual. Kunjungan ke rumah sanak saudara dilakukan secara terbatas, bahkan banyak yang memilih untuk tidak melakukannya sama sekali demi mencegah penyebaran virus.

Shalat Id pun dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan jarak antar jamaah yang diatur dan penggunaan masker yang wajib. Suasana khidmat memang terasa, namun juga diiringi oleh rasa rindu dan kekhawatiran yang mendalam.

Aturan Pemerintah dan Larangan Mudik Lebaran 2020:

psbb saat lebaran 2020
Kondisi PSBB Sumber : Detik

Pemerintah saat itu mengeluarkan imbauan, bahkan larangan tegas di beberapa daerah, untuk tidak mudik Lebaran.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang dikhawatirkan akan meluas dengan cepat melalui mobilitas tinggi selama periode mudik.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di banyak wilayah, dan pos-pos penyekatan didirikan di berbagai titik untuk membatasi pergerakan masyarakat.

Larangan mudik ini menimbulkan dampak yang signifikan, terutama bagi para perantau yang terpaksa merayakan Lebaran jauh dari keluarga. Jalan-jalan raya yang biasanya padat merayap saat mudik, terlihat lengang dan sepi.

Stasiun kereta api dan terminal bus pun jauh dari keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya.

Situasi di Saat Itu lebaran 2020:

Ketakutan akan virus yang tak terlihat menjadi momok utama. Informasi yang simpang siur tentang Covid-19 menambah kekhawatiran masyarakat. Selain itu, dampak ekonomi akibat pandemi juga terasa sangat berat.

Banyak usaha kecil dan menengah yang gulung tikar, dan angka pengangguran meningkat. Di tengah situasi sulit ini, semangat gotong royong dan kepedulian sosial tetap terjaga.

Berbagai aksi donasi dan bantuan untuk masyarakat terdampak pandemi dilakukan oleh berbagai pihak.

Idul Fitri 2020 menjadi momen yang menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan keselamatan.

Meskipun perayaan Lebaran terasa berbeda dan penuh keterbatasan, semangat untuk tetap bersyukur dan saling menjaga tetap menyala.

Momen ini menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana kita harus beradaptasi dan tetap teguh menghadapi tantangan, serta betapa berharganya kebersamaan keluarga, meskipun harus dirayakan dengan cara yang tak biasa.(ua/red)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa
Exit mobile version