Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Cegah Bahaya Learning Loss, Komisi X Desak ‘Mas Menteri’ Lakukan Diplomasi Vaksin

Nurpurnamasidi anggota Komisi X DPR RI (foto: Istimewa)

JAKARTA, Pelitaonline.co – Diplomasi vaksin sangat mendesak dilakukan oleh Mendikbudristek (Menteri Pendidikan,  Kebudayaan, Riset dan Teknologi) Nadiem Makarim, supaya ekosistem dunia pendidikan di Indonesia segera pulih.

Hal itu, ditegaskan HM Nur Purnamasidi dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI pada hari Senin, 23/08/2021, di ruangan Rapat Komisi X.

Desakan kepada Mas Menteri Nadiem tersebut sangat beralasan, mengingat vaksinasi pada pendidik dan siswa masih jauh dari yang diharapkan.

Data Kemendikbudristek menyebut, Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) sampai 18 Agustus 2021,  baru menerima vaksin dosis 1 sebanyak 3,04 juta  atau 54% dari 5,6 juta. Sedangkan untuk dosis 2-nya hanya mencapai 35% dari 5,6 juta orang.

“Jika Nakes (Tenaga Kesehatan) sudah mendapatkan vaksinasi dosis ke-3 (vaksin boster), sedangkan ekosistem dalam dunia pendidikan, baik vaksin ke 1 dan ke 2, setengahnya pun, tidak!” terang Anggota Komisi X DPR RI asal Dapil Jember-Lumajang ini.

Selain itu, untuk capaian vaksinasi di tingkat remaja usia 12-17 tahun untuk dosis 1 masih sebanyak 2,55 juta orang atau 9,6% dari 26,7 juta. Parahnya lagi sampai 19 Agustus 2021, untuk dosis ke-2-nya  makin anjlok capaiannya, hanya sebanyak 1,16 juta remaja atau 4,4 persen.

Hal itu berdampak pada 38.081 satuan pendidikan yang telah melaksanakan PTM terbatas, terlapor sebanyak 2,8% telah terjadi penularan COVID-19.

“Tentu ini sangat berdampak terhadap rencana semua pihak, terutama pemerintah untuk melalukan PTM di sebagian besar wilayah Indonesia,” terang pria yang akrab disapa Bang Pur ini.

Jika Mendikbudristek, tidak segera melakulan langkah-langkah diplomasi mempercepat vaksinasi pada ekosistem pendidikan kita, lanjut Bang Pur, dikhawatirkan SDM bangsa ini akan mengalami learning loss.  Dampak  learning loss yang sangat besar tidak hanya pada peserta didik. Tetapi juga bagi nasib dan majunya bangsa Indonesia.

“Yang paling kita takutkan bersama adalah, bangsa ini mengalami learning loss. Akibatnya, dalam waktu kurang lebih 15 tahun lagi bangsa ini akan mengalami kehilangan generasi penerus yang berkualitas. Baik dalam skala nasional, regional dan global,” ujar dia.

Learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehiangan kompetensi atau kemunduran secara akademis karena ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

Oleh karena itu, Learning loss tidak boleh terjadi dan harus segera diatasi. Percepat vaksinasi pada ekosistem dunia pendidikan, sehingga PTM bisa dijalankan dengan normal kembali.

“Mendikbudristek harus melakukan langkah yang lebih fundamental dan bisa meyakinkan Bapak Presiden. Bahwa, vaksinasi pada ekosistem pendidikan sama pentingnya dengan Nakes,  sehingga bisa mendapatkan prioritas yangg sama untuk mendapatkan vaksin covid-19,” pungkasnya. (Red)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa
Exit mobile version