
Peristiwa ini langsung viral di platform X, dengan ribuan pengguna membagikan video CCTV dan komentar mereka. Salah satu postingan di X menyebut, “BMW terjun dari tol Gresik jadi bukti teknologi canggih tak selalu menjamin keselamatan kalau kita tak pakai akal sehat.” Tagar #BMWTerjun dan #TolGresik pun menjadi tren sepanjang 7-9 April 2025, mencerminkan kekhawatiran publik akan keandalan aplikasi navigasi.
Seorang pengguna X lainnya berkomentar, “Ini seperti film Fast and Furious, tapi endingnya lebih ke keajaiban karena penumpang selamat.” Sentimen ini mencerminkan kombinasi kagum dan kaget atas insiden yang hampir berakhir tragis.
Pihak kepolisian dan pengelola Tol Krian-Gresik kini tengah mengevaluasi langkah pencegahan. Beberapa rencana yang diusulkan meliputi:
“Kami akan pastikan kejadian seperti ini tidak terulang. Koordinasi dengan pihak tol sudah dimulai,” janji AKP Rizky Julianda.
Kisah BMW terjun dari Tol Gresik adalah pengingat bahwa teknologi hanyalah alat bantu, bukan pengganti kesadaran manusia. Di tengah kemajuan digital, kita tetap harus mengandalkan insting dan perhatian terhadap lingkungan sekitar. Bagi Rudie dan Endang, malam itu mungkin menjadi pengalaman yang tak terlupakan, tetapi juga membawa kelegaan karena mereka selamat dari maut.
Kejadian ini juga menjadi sorotan bagi pengembang aplikasi navigasi untuk memperbarui data mereka secara real-time, terutama di wilayah dengan infrastruktur yang belum selesai. Hingga saat ini, Google belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Namun, publik berharap ada perbaikan agar teknologi benar-benar menjadi solusi, bukan malah menciptakan masalah baru.
Pada akhirnya, BMW terjun dari Tol Gresik bukan sekadar berita sensasional. Ini adalah cerita tentang batas antara kepercayaan pada teknologi dan tanggung jawab manusia di jalan raya. Apa pendapat Anda tentang kejadian ini? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar!
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News