
JAKARTA – Banjir besar kembali melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa, 4 Maret 2025. Kejadian ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa hujan ekstrem ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosfer.
“Kami mendeteksi adanya gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, serta terbentuknya area tekanan rendah dan pertemuan angin dari berbagai arah,” ujar Dwikorita dalam wawancara dengan TVRI.
BMKG memprediksi potensi hujan lebat hingga ekstrem masih akan terjadi di wilayah Jabodetabek selama sepekan ke depan. Dwikorita menegaskan bahwa pihaknya terus memperbarui informasi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Menurut Dwikorita, banjir kali ini berbeda dari banjir besar yang terjadi pada 2020. Saat itu, banjir dipicu oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruakan udara dingin dari dataran tinggi Asia. Sementara itu, banjir 2025 lebih dipengaruhi oleh kombinasi gelombang atmosfer, MJO, dan kondisi lokal.
BMKG juga telah mendeteksi kumpulan awan Cumulonimbus yang memenuhi wilayah Jawa Barat hingga Jakarta beberapa hari sebelumnya. Awan ini juga terlihat di Sumatera bagian selatan, bergerak ke arah Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Barat.
Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. BMKG akan terus memantau dan memberikan update terkini melalui berbagai platform resmi.
Dengan memahami pemicu banjir besar Jabodetabek, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi dampak cuaca ekstrem di masa mendatang.(nim/red)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News