Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Balas Sapaan, Tiga Pesilat IKSPI Kera Sakti Nyonyor

Babak belur, Dani salah satu pesilat IKSPI Kera Sakti (foto: Nawawi)

JEMBER, Pelitaonline.co – Nasib sial dialami tiga pesilat IKSPI Kera Sakti asal warga Dusun Mandigu Desa Sidodadi Kecamatan Tempurrejo.

Mereka jadi korban penganiayaan tiga orang yang memakai kaos dengan atribut dari perguruan silat lain. Selain itu, pelaku juga memakai celana klowor atau Slabruk.

Ketiga pesilat dari Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti sial tersebut diantaranya bernama Dani, Yogi, dan Yudha.

Pemukulan ketiga pendekar silat terjadi di lapangan Karangtemplek Desa Andongsari Kecamatan Ambulu itu sehabis ketiganya makan di warung yang berada di sekitar lapangan.

Dani salah satu dari tiga pendekar yang menerima nasib sial tersebut saat dikonfirmasi media ini Minggu sekitar pukul 19.15 mengisahkan, kejadian itu bermula ketika selesai makan setelah pulang mengikuti pertemuan pemilihan ketua Ranting IKSPI Tempurejo yang baru.

“Saat itu kami berboncengan tiga ke arah menuju warung Mbah Jo di sekitar lapangan Karangtemplek, untuk membeli makan. Namun ketika makan, tiba tiba dari Nur, teman saya dari perguruan lain datang bersama ketiga temennya dan memanggil saya,” kisahnya, Minggu (8/8/2021) kemaren.

Karena kenal dengan Nur, lanjutnya, Dani spontan membalas panggilan itu, dengan maksud bahasa pertemanan. Namun, rupanya Nur dan kedua temannya tersinggung.

“Ketika saya pulang, saya dihadang oleh Nur bersama kedua temannya kemudian mengeluarkan kalimat tantangan untuk duel. Karena kenal baik saya sama Nur saya tidak mau (tidak meladeninya),” ujarnya.

Dani melanjutkan kisahnya, namun, ketiga oknum pesilat tersebut tetap memaksa dengan melakukan cekikan, melihat bahaya mengancam jiwanya, Dia berusaha meronta dan cekikan itu lepas.

“Setelah lepas, saya dan teman lainnya berusaha melarikan diri, tapi dikejar dan di hadang, setelah tertangkap saya dan kedua teman saya dipukuli secara bergantian, berikut juga teman saya Yoga dan Yudha, saya tidak melakukan perlawanan, melihat tidak berdaya lalu Nur dan kedua temennya pergi tinggalkan kami,” bebernya.

Menanggapi kejadian tersebut Ketua IKSPI Ranting Tempurejo Wasito Hadi Susanto menerangkan pihaknya akan menempuh jalur untuk penyelesaiannya. Dia melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Ambulu.

“Kami sudah melaporkan ke Mapolsek Ambulu pada hari Minggunya, namun belum ada tindak lanjut, sebab penyidiknya tidak ada di kantor, jadi belum ada jadwal dari polsek, tadi yang menerima laporan juga belum menghubungi saya,” terangnya

Sedang untuk anak didiknya yang jadi korban penganiayaan, sambung Wasito, sekarang kondisinya babak belur. Yuda bibirnya pecah, sedangkan Yogi luka di bagian muka bawah mulut dan dahi.

“Lek seng Yuda ne, lambene pecah, di dengkul ngunu kae mas, di cekel ndase, teros didengkul karo mencolot, teko ngisor, rahang ngisor. (kalau Yuda bibirnya pecah, akibat dilutut (dengkul) dipegang kepalanya sambil melompat dari bawah, bawah rahang bawah;Red),” terangnya.

Sementara untuk Dani sambung Wasito, mengalami luka memar di bawah matanya. Setelah kami melakukan konfirmasi (bertanya) ke Dani, dia menjawab sempat melakukan perlawanan dengan melindungi dan bertahan.

Menanggapi hal tersebut, Kanit Reskrim Polsek Ambulu Iptu Slamet Widodo berjanji akan segera menindak lanjuti perkara itu.

“Kita dalam proses penyidikan, soalnya sekarang masih ada acara di Polres jadi belum kita mintai keterangan, soalnya saya sama penyidiknya masih di Polres Jember.” Tandas. (Awi/Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa
Exit mobile version