JEMBER, Pelitaonline.co – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jember bersama TNI, Kamis (28/10/2021), memberikan penguatan wawasan kebangsaan di Kecamatan Patrang.
Kegiatan yang dilakukan di Pendopo Kecamatan itu, dihadiri oleh kader Forum kewaspadaan dini, tantangan, hambatan dan ancaman gangguan masyarakat se-Kecamatan Patrang.
Menurut Kasi Pasiter Kodim 0824 Kapten Inf. Abdul Mutholib, pihaknya menggelar acara itu, sebab kelompok Radikalisme sudah mulai masuk dan memulai aksinya untuk menghancurkan NKRI.
“Mereka memanfaatkan nama agama, terutama agama Islam. Karena di Negara Indonesia ini, agama tersebut pemeluknya paling banyak,” ujarnya.
Bukan hanya lewat agama terang Mutholip, tetapi gerakan kelompok ini dalam menjalankan aksinya, juga masuk di semua sektor, mulai dari politik, ekonomi dan sosial hingga budaya.
“Biasanya, mulanya masuk dan mengadopsi Agama, setelah itu
mereka mengalihkan tujuannya. Awal memang masuk baik. Namun sebenarnya ada misi tertentu yang mereka bawa,” terang Mutholib
Mutholib menjelaskan bahwa
Gerakan yang dilakukan mereka ada dua yakni radikalisme kanan dan kiri, semua itu memiliki tujuan politik yang dilakukan oleh semua agama
“Kalau Radikalisme kanan, gerakannya atas nama agama, sementara radikalisme kiri, mereka ingin merubah idiologi negara, seperti komunisme dulu, yang ingin merubah ideologi Pancasila,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Jember Edi Budi Susilo beberapa tempat memang ada sebagian kelompok masyarakat yang sudah mengharamkan hormat bendera dan memasang foto Presiden.
“Kemarin kita panggil ke Pemda, kami sampaikan silahkan kalian mengatakan hal itu, tapi jangan paksakan pemahaman anda di masyarakat, ini Indonesia, jadi jangan sampai sesama islam saling mengharamkan,” Imbuhnya
Selain itu kata Edi, juga ada faham komunisme, liberalisme dan sosialisme itu masih ada, mereka ingin merubah Ideologi pancasila. “Tetapi kini yang sedang tren yakni Islam Radikal,” katanya.
Edi mengungkapkan, pengaruh yang mereka lakukan melalui sektor ekonomi, politik hingga media sosial. Apalagi, saat ini dimasa pandemi banyak karyawan yang di PHK.
“Kalau perut sudah lapar, mereka akan mudah disusupi oleh radikalisme bahkan terorisme, makanya kita harus betul-betul membentengi dengan penguatan kebangsaan,” ulasnya
Menanggapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Sunardi, untuk mengantisipasi radikalisme juga perlunya pemahaman sejarah kebangsaan.
“Sehingga bisa meningkatkan jiwa patriotisme dan mengkorelasikan kondisi bangsa serta menerapkan empat pilar kebangsaan,” tanggapnya
Sunardi menuturkan, sebenarnya penguatan wawasan kebangsaan itu, sudah dimulai sejak lahirnya bangsa ini, yang dilakukan oleh mahasiswa pada masa kolonialisme di Indonesia.
“Makanya bapak kalau ada mahasiswa demo, jangan langsung ditangkap, tetapi berilah motivasi dan penguatan kebangsaan.” Tandasnya. (Awi/Yud)