
Meskipun stecu diciptakan oleh Faris Adam, istilah ini memiliki nuansa bahasa daerah, khususnya dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Lagu Stecu Stecu memadukan dialek Timor dengan bahasa Indonesia sehari-hari, memberikan sentuhan lokal yang autentik. Faris mengaku terinspirasi dari dinamika percintaan anak muda, di mana seseorang sering kali bersikap cuek untuk menjaga gengsi atau menguji keseriusan pasangan.
Dosen Linguistik Universitas Gadjah Mada, Suhandano, menyebut stecu sebagai bentuk pengayaan kosakata bahasa Indonesia. Ia menjelaskan bahwa istilah ini memperkaya cara anak muda mengekspresikan sikap santai namun tetap penuh perhatian. Meski awalnya terbatas pada kalangan tertentu, popularitas lagu telah membuat stecu dikenal luas, bahkan di luar Indonesia, seperti di Malaysia.
Ada beberapa alasan mengapa stecu menjadi fenomena di media sosial. Berikut adalah poin-poin utamanya:
Kata stecu kini sering muncul dalam percakapan informal, baik di dunia nyata maupun daring. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:
Apakah stecu bisa resmi masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)? Menurut Suhandano, KBBI bertugas merekam semua kosakata yang digunakan masyarakat, termasuk bahasa gaul seperti stecu. Sebelumnya, istilah seperti mager (malas gerak) dan baper (bawa perasaan) sudah masuk KBBI karena penggunaannya yang luas. Dengan viralnya stecu, ada kemungkinan kata ini akan diakui secara resmi, lengkap dengan keterangan bahwa itu adalah bahasa percakapan informal.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News