JEMBER, Pelitaonline.co – Berita Kepala Desa Purwoasri Kecamatan Gumukmas Saiful Bahri memukul Bendahara Desa Budiarto karena tidak memberikan anggaran Dana Desa (DD) hingga kasus tersebut berujung ke pelaporan pada pihak berwajib, menjadi perhatian Publik.
Anggaran DD desa Purwoasri sebesar Rp226.473.738 yang digunakan untuk pembangunan jalan aspal Dusun Lapen dan peningkatan jalan pertanian Telfort yang berada di dusun Krajan. Hal itu diketahui dari Dokumen Laporan Rincian Alokasi Biaya (RAB) yang di tunjukkan oleh Budiarto saat sejumlah wartawan mengkonfirmasinya, Senin tanggal 15 kemaren.
Dalam lembaran RAB yang di tanda tangani oleh Bendahara desa (Budiarto) tertanggal 11 Agustus 2022 tersebut terbaca, anggaran proyek itu sebesar Rp250.390.500 sedangkan Pajak Pendapatan Nilai (PPN) senilai 12 persen atau Rp23. 917.763. Sehingga, total anggaran DD yang diterima oleh Desa Rp226.473.738.
Namun, karena sebelumnya Kades Purwoasri telah memungut uang kas desa atau hutang dulu sebesar Rp170.200.000. Sehingga anggaran senilai Rp 226.473.738 ini harus dipotong dan menyisakan uang senilai Rp56.273.738.
Dan Itu pun belum masih termasuk untuk pajak PPN ADD, Administrasi pengajuan DD dan potensi desa yang mencapai Rp30.793.296. Sehingga anggaran DD tahap II yang mengalir ke Kepala Desa hanya sebesar Rp Rp25.480.442.
Menanggapi hal ini, Camat Gumukmas Nino Eka Putra Wahyu mengaku baru mengetahui masalah RAB Desa Purwoasri tersebut, sehingga, dia akan menggali informasi a aliran DD ini. “Baru tahu informasi ini, yang jelas kami akan menelusuri kebenarannya,” ujarnya saat dikonfirmasi di kantornya, Kamis (18/8/2022).
Dia mengaku selama ini, tidak pernah menerima laporan RAB DD Desa Purwoasri, khususnya masalah sisa anggaran. Sebab selama ini, Pemerintah Kecamatan hanya mengawasi hasil pekerjaan secara fisik.”Kita lebih foku pada monitoring fisik, hasil yang dirasakan langsung oleh masyarakat,”jelas pria yang akrab disapa Nino ini.
Sementara itu, Bendahara Desa Purwoasri Budianto, tidak bisa dimintai keterangan, karena ketika wartawan media ini mendatangi rumahnya tidak diizinkan untuk mewawancarai oleh Istrinya, dengan dalih suami (Budiarto) sedang sakit.
“Pak Budi sedang sakit, sakite itu ngene (gini) mas, tidur ya, ketika mau bangun deweke, merasa kepalanya seperti berputar (muter-muter : jawa),” ujar Eni Istri Bendahara Desa Purwoasri Budianto saat ditemui di rumahnya.
Begitu juga Kades Purwoasri Saiful Bahri , hingga kini juga tidak bisa dikonfirmasi terkait persoalan ini, sebab sudah dua kali didatangi di kantor Desa, namun Kades tidak ada ditempat. Bahkan, nomor ponsel juga tidak aktif. (Awi/Yud)