
JEMBER, Pelitaonline.co – Kopi Robusta milik petani warga desa Sidomulyo Kecamatan Silo yang dikelola oleh KSU Ketakasi, berhasil menembus pasar luar negeri atau ekspor ke negara Malaysia, Singapore dan negara Hindia.
Fahmi Ahmad manager Koperasi Serba Usaha (KSU) Ketakasi mengatakan, keberhasilan itu berkat kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari Universitas Jember hingga Bank Indonesia (BI) guna memberikan pembinaan pemasaran.
“Jadi pembinaan dari BI itu hingga cluster ekspor dan kalau produknya sudah bagus, nanti diarahkan ke ekspor, kemaren kita sempat pameran ke Malaysia dan Singapura,” ujarnya, saat dikonfirmasi di tempat Roasting KSU, Sabtu (30/10/2021).
Selain dua lembaga itu, Kata Fahmi KSU Ketakasi juga bekerja sama dengan PT. Olam. Sebuah perusahan yang bergerak di bidang penjualan Kopi Green Bean bertaraf Internasional yang berada di Indonesia.
“Kalau Roast Bean nya (kopi yang sudah disangrai) kita bekerja sama dengan Cafe-Cafe yang ada di Jakarta. Tetapi di musim Pandemi COVID-19 penjualannya menurun, kalau Green Bean masih bagus penjualannya,” terangnya.
Kopi yang di ekspor tahun ini, tambah Fahmi yakni berjenis Robusta. Sebab sejauh ini kopi jenis itu yang paling laris di pasaran. “Karena, kualitas kopi Robusta kita sangat bagus, bahkan hasil tes dari kecocokan kebun mencapai 90, jadi sangat bagus,” tambahnya.
Fahmi mengaku bahwa tahun ini sudah 1100 ton kopi yang telah di distribusikan dan setok barang itu semua berasal dari petani asli desa Sidomulyo, mengapa demikian, karena KSU mempunyai tujuan ingin memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat Sidomulyo.
“Jadi yang kita utamakan kopi dari petani Sidomulyo. Selain itu tujuan besar kami adalah Kabupaten Jember tidak hanya berjuluk sebagai kota tembakau saja, tetapi ada komoditas lain yang bisa diekspor yaitu Kopi Robusta,” bebernya.
Adapun harga penjualan untuk Ekspor, kata Fahmi berbeda-beda, tergantung jarak transportasi. Seperti di Singapore harga perkilonya 4 dolar Singapura, sedangkan di Hindia perkilonya di jual dengan harga 3 dolar Amerika, itu kemaren waktu kita Ekspor.
Fahmi juga menjelaskan, pihaknya juga menggunakan sistem digital marketing. untuk mempromosikan produknya. Seperti instagram dan lebih banyak yang menggunakan sistem Maklong yang artinya kopi yang diproduksinya mempunyai brand sendiri.
Terkait Legalitas produk sambung Fahmi produk Kopi Robusta nya sudah memiliki sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) serta P-IRT (Pangan Ijin Rumah Tangga), untuk persoalan BPOM tinggal Survey, mungkin karena Pandemi COVID-19 adi belum dilakukan.
Diketahui, lahan petani yang di tanami Kopi di Desa Sidomulyo, kurang lebihnya ada 7 ratus hektar dan seluruhnya di distribusikan oleh Ketakasi. (Awi/Diq/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News